Dua film Kristen Stewart yang saya tonton berturut-turut, yaitu The Runaways dan Still Alice membuat saya semakin menyukai aktris muda yang satu ini. Siapa menyangka jika lawan main Jodie Foster dalam film Panic Room ini bakal jadi artis laris manis dengan seabrek filmografi hingga yang terbaru adalah Still Alice. Dan sudah 3 film yang baru saja selesai tahap produksi.

Peran-peran Kristen Stewart yang terlalu sering menjadi tokoh baik-baik membuat tidak banyak kejutan yang bisa ia tampilkan di depan kamera. Dibandingkan dengan aktris-aktris seusianya, sebut saja Jennifer Lawrence, Emma Watson, atau Mia Wasikowska, ia selalu menampilkan tokoh yang mirip antara satu dengan lainnya. Cara berbicara yang sama, tone yang tidak banyak berubah. Maka wajar saja jika penghargaan film bergengsi sekelas Golden Globe maupun Academy Award sepanjang 16 tahun kariernya di dunia film, belum berpihak kepadanya, bahkan sebatas dinominasikan.
Perannya sebagai Joan Jett di mana ia menjadi superstar rock yang tomboi pun buat saya pribadi tidak meninggalkan kesan mendalam, kecuali sisi bad girl yang sangat datar. Dia bermain gitar, sedikit menyanyi, memakai narkoba, tidur sama cewek, that’s all. Dia cukup mengesankan ketika bermain di Camp X-ray, tapi totalitasnya tidak tergali dengan baik sehingga kesan sebagai prajurit Amerika menjadi tidak menyatu dengan dirinya. Dia masih menjadi Kristen Stewart.
Lawan main yang punya jam terbang tinggi pun membuatnya terlihat tidak bisa bersinar dengan terang. Coba saja tonton Still Alice. Ia dipertemukan dengan Julianne Moore dan Alec Baldwin. Perannya bisa dibilang lebih banyak ketimbang pemeran pembantu yang lain, tapi tidak membuatnya mampu menyamai Julianne Moore. Perannya sebagai anak yang bersikeras mempertahankan pilihan hidupnya sebagai pemain teater dan sangat sabar menghadapi ibunya ya hanya segitu saja. Tidak lebih.
Mungkin bukan saya saja yang mengharap Kristen Stewart akan tampil berbeda di film terbarunya kelak, just wait and see to another K-stew!
Jogja, 13 Januari 2015
Tags
Film