Baran (2001)

Film Iran satu ini mengangkat tema besar percintaan seorang kuli bangunan dengan rekan kerjanya yang masih di bawah umur. Tema lainnya adalah tentang persinggungan sosial yang terjadi antara pekerja lokal Iran dan Afghanistan yang mengungsi ke tanah Iran akibat invasi Rusia. Banyaknya buruh bangunan asal negeri tetangga yang dikenal pekerja keras, membuat buruh lokal terpinggirkan. Memar si mandor berdarah Turki berusaha untuk menetralisir kebencian tak berdasar itu, bahkan berani mempekerjakan imigran gelap di proyek konstruksi yang berada di bawah pengawaannya. Iran, Turki, dan Afghanistan mengingatkan saya pada film Taste of Cherry.

Lateef adalah buruh tapi ditugaskan untuk berbelanja bahan makanan dan membuatkan teh untuk para pekerja. Berkali-kali tehnya dihina karena berasa air cucian piring oleh buruh asal Afghanistan. Memang dasarnya suka keributan, berkelahilah mereka hingga dilerai Memar.

baran movie
Memar kedatangan satu buruh imigran gelap bernama Ahmad. Masih kecil dan badannya tidak kuat utuk mengangkat satu sak semen. Memar pun menukar tugasnya dengan Lateef. Marahlah si Latif, ditamparnya Ahmad.

Apa mau dikata, Lateef pintar membuatkan teh dan rajin memasak. Suasana menjadi berbeda semenjak kedatangannya. Ia disukai para buruh. Lateef makin benci dengan Ahmad dan mengerjainya.

Belum banyak melakukan kejahatan kecil para Ahmad, situasi menjadi berbalik. Sikapnya menjadi baik dan cenderung melindungi Ahmad dari gangguan para buruh. Lateef pun suka mengintip Ahmad ketika memberi sisa-sisa roti pada burung-burung merpati. Semua tabungannya bahkan ia berikan untuk Ahmad.

Lateef tidak berani mengungkapkan isi hatinya, tapi dari sikap dan perhatian yang berlebihan kita bisa tahu sejauh mana cinta yang dia miliki.


Jogja, 10 Mei

Post a Comment

Previous Post Next Post