Kisah detektif Sherlock Holmes dan dr. Watson kembali diangkat menjadi serial TV yang tayang di Inggris via stasiun TV BBC mulai tahun 2010. Dengan aktor Benedict Cumberbatch dan Martin Freeman, serial ini terasa berbeda, karena mengusung aspek kekinian dalam banyak hal. Saya rasa Cumberbatch pun terlalu muda memerankan Sherlock, meskipun saya akui, dia bisa memasukkan kegeniusan seorang detektif ke dalam dirinya. Cara bicaranya sangat cepat dan lagi menggunakan British English yang kental sehingga beberapa kali penjelasan logikanya harus saya putar ulang sampai benar-benar paham.
Episode pertama serial ini juga menjadi pertemuan pertama antara Sherlock dan Watson. Watson adalah seorang veteran perang Afghanistan yang bertongkat, walaupun kemudian dia sebenarnya tidak butuh tongkat, yang dipertemukan oleh seorang kawan kepada Sherlock, seorang detektif konsultan yang banyak memecahkan kasus-kasus penting. Dia hidup sendiri menyewa flat di Baker Street 221B. Tidak perlu waktu lama untuk membuat Watson terlibat dalam kasus-kasus yang ditangani Sherlock. Bahkan, Sherlock pun diselamatkan oleh Watson.
Durasi dari setiap episode Sherlock, terhitung panjang, nyaris 1,5 jam. Penelusuran yang dilakukan sepasang detektif ini memang tidak mudah mendapatkan titik terang, tapi menjadi tidak membosankan untuk terus diikuti karena kelogisan berpikir Sherlock menjadi daya tarik tersendiri. Dimulai dari kejituannya bisa menebak jika Watson adalah seorang veteran perang hanya dari tongkat yang ia gunakan. Jika benar-benar mengadaptasi karya masterpiece Sir Conan Artur Doyle, tidak akan mungkin ada yang seperti ini. Teknologi yang ya digunakan pun menyesuaikan zaman sekarang bukan tahun 1800-an, mulai dari hape sampai perangkat laboratorium.
Yogyakarta, 22 Juli 2014
Tags
Serial TV