Best Picture Oscar 2015

Menjelang perhelatan 87th Academy Awards, Minggu besok, saya menonton beberapa film unggulan yang seperti biasanya, juga menjadi nomine untuk ajang Golden Globe. Standar bagus untuk Academy Awards memang tidak akan sama dengan standar BAFTA, Sundance, bahkan Golden Globe sekalipun. Tahun lalu, untuk kategori best picture ada American Hustle, Captain Phillips, Dallas Buyers Club, Gravity, Her, Nebraska, Philomena, The Wolf of Wall Street, 12 Years a Slave. Dan pemenangnya adalah 12 Years a Slave yang mengisahkan perjalanan seorang pria kulit hitam yang terjebak dalam perbudakan oleh oknum kulit putih yang menipunya, menawarinya sebuah pekerjaan yang menarik.

Tahun ini, untuk kategori yang sama ada American Sniper, Birdman, Boyhood, The Grand Budapest Hotel, The Imitation Game, Selma, The Theory of Everything, Whiplash.

Jujur saja, saya menjagokan Birdman dan The Theory of Everything. Tapi kalau melihat pemenang film tahun lalu, sepertinya The Theory of Everything punya kans lebih besar untuk menang karena mengangkat seorang ilmuwan terkenal di Amerika, Stephen Hawking yang kontroversial.

Birdman sendiri mengisahkan tentang seorang pemeran pahlawan super bernama Birdman yang tengah mempersiapkan pertunjukan Broadway yang ditulis dan dimainkannya sendiri. Masa kejayaan Riggan Thomson menjadi superhero sudah berlalu meski orang-orang masih mengaguminya. Yang tertinggal padanya hanyalah sisi dirinya yang sensitif dan emosional. Diam-diam, ia punya kekuatan untuk terbang dan telekinesis.

Menjelang pertunjukan perdana yang dibuatnya, ada saja masalah yang datang. Salah seorang pemain cidera dan digantikan oleh seorang aktor yang mau seenaknya sendiri. Belum lagi masalah finansial yang mengharuskannya untuk menjual rumah dan review buruk dari media.

Salah satu bagian paling menarik dari film ini, menurut saya, adalah ketika Riggan terbang dengan bebas berkeliling kota, mengeksplorasi kebebasan yang sesungguhnya. Ia adalah si Birdman, pria yang bisa terbang seperti burung. Kehadiran Emma Stone dan Edward Norton juga menjadikan Birdman jauh dari membosankan.

Beberapa nomine lain memang tidak kalah bagusnya. Petualangan seru di The Grand Budapest Hotel, lalu perjuangan Alan Turing merampungkan komputer pertama di dunia tidak kalah berkesan saat saya tonton, tapi lagi-lagi dengan mempertimbangkan bahwa setting film ini bukan Amerika, saya tidak begitu banyak berharap akan menang di kategori ini.

Dan mari menunggu 22 Februari 2015 untuk melihat siapa pemenangnya.


Jogja, 21 Februari 2015

Post a Comment

Previous Post Next Post