Perlengkapan Haji/Umrah


Saat umrah kemarin, yang namanya barang bawaan itu banyak luar biasa, padahal umrah ya cuma 7 hari, sekoper penuh isinya. Jamaah lain nggak jauh beda sih memang. Seolah-olah mau bepergian 2 minggu. Saya pun heran, rencana sebelum berangkat, koper yang cukup besar pemberian dari pihak travel diisi sepertinganya saja, gagal total.

Belanja sebelum umrah itu pasti. Di salah satu toko, ada yang memberikan secara cuma-cuma list perlengkapan haji. Haji memang lama, 20 hari paling cepat pelaksanaannya. Wajar jika persiapannya jauh lebih berat. Saat umrah, nggak. Dan inilah 45 perlengkapan haji (khusus perempuan), dan mana aja yang nggak perlu dibawa saat umrah.

Perlengkapan Haji Umrah1. Topi muslimah. Ini biasanya dipakai outdoor. Tergantung orangnya, biasa mengenakannya atau tidak. Kalau mau bawa 2 juga udah cukup. Saya sih bahkan tidak punya.

2. Rukuh atas pendek/bargo. Ini juga tergantung selera. Biasanya jamaah umrah mengenakannya sebagai tanda pengenal karena ada bordiran travel. Saya nggak mengenakannya.

3. Sarung tangan. Saya punya 2 jenis, Yang untuk shalat alias menutupi punggung tangan (batas aurat) dan yang tertutup penuh. Ini saya kenakan ketika menuju Masjid Quba dalam keadaan wudhu. Meskipun ketika di Makkah Madinah mazhab Syafi'i di mana bersentuhan lawan jenis membatalkan wudhu nggak berlaku, saya tetap pakai. Soalnya saya bingung sendiri soal aturan itu. Bawa saja masing-masing 2.

4. Kaus kaki. Saya membawa 2 jenis. Yang tebal untuk menahan dinginnya di dalam pesawat serta jalan-jalan biar kaki nggak lecet akibat sepatu. Yang tipis untuk keperluan ibadah karena di sana, saya shalat nggak mengenakan rukuh dan sarung, langsung gamis yang simpel dan lebih kearab-araban.

5. Rukuh atasan panjang. Saya bawa, tapi jarang dipakai, alasannya ada di nomor 4.

6. Celana panjang. Buat yang suka bercelana panjang, ya jelas harus bawa. Untuk menghormati Baitullah, sebaiknya nggak mengenakan celana berbahan jins. Sebagian besar jins bahannya melekat ketat di kulit, nggak nyaman juga untuk dikenakan di tempat bersuhu 40-50 derajat, dan berat juga kan jika dimasukkan ke dalam koper? Kenakanlah bahan katun dan nggak ketat. Hormatilah Baitullah dari pakaianmu. Bawa 2 potong udah cukup.

7. Pakaian harian. Ada 2 jenis pakaian harian yang saya bawa. T-shirt untuk dipakai di kamar hotel, dan kemeja. Untuk kemeja, usahakan yang nggak membentuk tubuh dan jangan yang nggak menutupi bagian bokong. Sama seperti poin 6, sebagai penghormatan pada Baitullah. Dan pengalaman saya ditegur askar gara-gara mengenakan kemeja yang dianggap kependekan, terjadi pada Anda. Baca ceritanya deh di sini. Malu woy ama Yang Punya Rumah! Kemeja cukup bawa 2-3, kaus 2 aja udah cukup. Tanah haram memang identik dengan udara panas, tapi percayalah, panasnya itu beda dengan Indonesia. Nggak menyengat, padahal saya ke sana menjelang musim panas dengan suhu 39-40 derajat. Sementara di hotel ber-AC. Nggak bakal keringetan.

8. Pakaian dalam. Saya biasanya menghitung dalam sehari mengganti celana dalam 2 kali dan bra 1 kali. Tinggal dikalikan saja dengan berapa hari perginya. Tapi Anda bisa mengurangi muatan koper dengan mempersiapkan detergen untuk mencuci pakaian dalam di hotel. Sehari dijemur di kamar mandi, bisa kering kok. Bisa juga membawa celana dalam sekali pakai, dan pastikan ukurannya nggak kekecilan dan kebesaran. Mubazir kalau nggak terpakai karena saya rasa jarang orang mengenakan celana dalam kertas di luar keadaan perjalanan jauh.

9. Kaus real. Haduh, saya beli kaus real dan nggak dipakai sama sekali. Fungsinya untuk menyimpan uang, dengan kantung di buat di bagian dada. Cara ngambilnya gimana pun saya bingung. Lupakan item yang satu ini.

10. Sapu tangan. Ini saya nggak bawa, dan memilih tisu. Kurang efektif aja sih.

11. Handuk kecil. Fungsinya bukan buat mandi lho, tapi menutupi kepala. Saya bawanya handuk untuk mandi dan memang kecil biar cepat kering.

12. Seprai kecil. Saya nggak membawa item ini karena yakin dengan kebersihan seprai hotel.

13. Kalender. Di HP saya sudah ada kalendar, dan saya cuma pergi 7 hari aja keless!!.

14. Sandal. Saya sendiri nggak membawa sandal. Cukup 1 pasang sepatu yang lentur tapaknya, Dan beli 1 pasang di sana karena sepatu yang saya bawa tiba-tiba menyempit dan membuat kaki saya sakit. Aneh sepatu itu.

15. Sepatu. Sudah dijawab di poin sebelumnya.

16. Tas kresek. Bawalah secukupnya, ukuran sedang untuk tempat pakaian kotor. Kalau menyediakan budget berlebih, dry cleaning di hotel juga bisa, sehari selesai. Buat yang mudah mabuk udara atau bus, sediakan kresek juga.

17. Gayung plastik. Buat apaaaaaa? Numpang mandi di laut merah?

18. Sabun tidak wangi. Katanya sih untuk mencuci pakaian ihram. Nggak perlu dibawa.

19. Sikat gigi dan pasta gigi. Pastinya perlu dibawa. Pasti giginya tidak perlu yang ukuran besar. Karena serajin-rajinnya sikat gigi, nggak bakal menghabiskan pasta gigi tho?

20. Alat jahit. Bawalah benang dan jarum. Yang namanya tragedi busana robek itu bisa saja terjadi, ketimbang beli yang baru, jahit saja cukup.

21. Kacamata. Saya menggunakan kacamata minus. Kacamata hitam tidak pernah saya kenakan dan memilih memicingkan mata selama berhadapan dengan marmer putih yang menyilaukan. Tenang, orang lain saja tahan tanpa kacamata kok.

22. Alat masak. Kalau umrah, makannya disediakan pihak hotel. Mau beli makan, yang jualan juga banyak.

23. Krim pelindung kulit. Kulit wajah saya bukan yang tipe mudah kena macem-macem krim. Jadi sejak awal saya pasrah jika selama di sana kulit saya terbakar, mengelupas, dan sebagainya. Lotion tubuh pun begitu. Alhasil kulit memang kering, tapi beberapa hari udah pulih.

24. Pelembab bibir. Yang saya sarankan justru madu, karena bibir pecah-pecah itu perihnya luar biasa. Oleskan madu tipis di bibir 3-4 kali sehari, belum termasuk sebelum tidur. Perbanyak minum air, saya rekomendasikan air zamzam. Selagi gratis. Di Indonesia kan mahal tho.

25. Obat-obatan. Sesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Vitamin juga jangan lupa untuk daya tahan mengingat aktivitas yang padat sepanjang hari.

26. Masker. Ketika saya ke sana, yang namanya isu MERS, sedang puncak-puncaknya. Meski sehat, jangan remehkan. Nanti malah kena lho. Saya bawa masker tapi tidak saya gunakan. Saya memilih syal untuk menutupi wajah. Tinggal dililitin aja ke wajah, biar lebih arab aja.

27. Sajadah. Bukan item penting. Apalagi di Masjidil Haram atau Nabawi, tanpa sajadah pun shalat sudah terasa nikmat. Lantainya bersih kok, saya menyaksikan sendiri bagaimana petugas membersihkan masjid setiap hari.

28. Sabuk wanita. Item yang nggak perlu dibawa. Toh Anda pasti membawa dompet. Tapi pastikan jangan membawa uang terlalu banyak saat akan ke masjid. Karena setelah shalat, biasanya ada pedagang di luar masjid yang siap menguras harta Anda tanpa direncanakan.

29. Rompi. Ini juga item yang nggak perlu.

30. Uang. Bawalah uang real dalam jumlah secukupnya supaya Anda nggak terlalu boros belanja. Tujuan ke Baitullah kan ibadah tho? Dan di Indonesia sebenarnya juga ada dengan harga murah. Kenang-kenangan yang berharga yang saya bawa dari tanah haram adalah al-Qur-an seperti yang ada di Nabawi maupun Masjidil Haram. Di Indonesia tidak dijual bebas sepertinya.

31. Tas. Setiap travel pasti sudah membekali Anda dengan tas dan koper. Tinggal pilih mau memakai tas sendiri atau dari travel. Biasanya tas dari travel ukurannya kecil dan kurang trendi bentuknya, mungkin kurang cocok dengan selera Anda.

32. Kantong batu. Jelas nggak perlu.

33. Semprotan air dan payung. Semprotan air saya bawa tapi nggak saya gunakan. Rada malu soalnya. Nenggak air zamzam pun juga sudah menyegarkan meski bagi beberapa orang bikin batuk. Pulang dari sana saya batuk, bandel sih. Kalau payung, saya bawa tapi nggak saya pakai. Ribet.

34. Jaket. Ini saya kenakan ketika di pesawat. Di tanah haram, pakai jaket akan terlihat aneh.

35. Topi berdaun lebar. Saya bawa tapi nggak dipakai. Ribet juga soalnya.

36. Tempat minum. Saya membawa ini ke masjid untuk diisi air zamzam, untuk diminum di hotel. Air zamzam memang rasanya nggak jauh dengan air biasa, tapi ada khasiatnya lho.

37. Pakaian ihram. Pakaian ihram wanita beda dengan lelaki. Ada yang bilang warnanya putih. Tapi coba lihat di Arab, warna apa aja boleh. Syaratnya hanya menutup aurat. Pakai gamis pun cukup.

38. Bantal udara. Saya bawa tapi nggal dipakai sama sekali.

39. Koper. Buat umrah, cukup bawa koper dari travel aja. Pulangnya, biasanya tuh koper mengalami perkembangbiakan entah hamil atau beranak pinak.

40. Pembalut. Biasanya sebelum umrah, kaum perempuan sudah menghitung masa haidnya. Jika memang pas atau berdekatan, akan mengonsumsi pil KB. Jika nggak, ya nggak perlu. Kalaupun tiba-tiba haid, ya di Arab juga kenal pembalut kali.

41. Tasbih. Saya beli tasbih untuk oleh-oleh, Saya terbiasa menggunakan buku jari tangan untuk dzikir. Konvensional tho.

42. Kaset audio haji. Lupakan item ini.
43. Trolly. Nggak perlu juga.

44. Jaring tali penguat koper. Rasanya juga nggak perlu. Wrapping malah lebih aman.

45. Buku manasik, Pihak travel pasti memberikan buku panduan berisi doa-doa saat umrah. Tapi berhubung ada muthawwif, ya mending membeo sama dia aja. Nggak baca doa itu pun nggak masalah, Saat thawaf, bacaan jamaah itu beda-beda, mau diam ya silakan.


Jogja, 3 Juni 2014














Post a Comment

Previous Post Next Post