Doctor Prisoner (2019)


Senang bisa kembali semacam mengulas sesuatu untuk kepentingan mengisi blog ini. Rasanya ada yang kurang kalau belum melakukannya. Menulis sebatas di instastory memang untuk generasi seusia saya tidak terlalu memuaskan. Dan hari-hari intens menyelesaikan Pustamera adalah alasan yang sangat kuat untuk sejenak meninggalkan sejumlah tontonan.
Oke, cukup basa-basinya. Sekarang saya mau membahas tentang sebuah drama Korea alias drakor yang mana drakor menjadi tontonan paling populer kaum hawa. Ada juga sih kaum adam yang nonton. Karena memang suka atau karena lingkungan tidak memberinya pilihan yang lain.
Yang saya tonton bukan tipikal drakor kebanyakan. Karena serial western pun saya nggak terlalu suka yang sejenis itu. Pilihan saya jatuh pada serial Doctor Prisoner. Pernah ditayangkan di Stasiun KBS di Korsel sana tahun 2019. 
Serial ini pernah muncul iklan trailernya di Youtube, selain Crash Landing on You. Karena sering muncul, saya pun penasaran dengan keduanya. Yang saya nonton pertama adalah Crash Landing on You. Kayaknya bagus. Kan saya berbaik sangka. Tidak boleh menilai sesuatu sebelum mencoba, bukan? Saya pun mencari bajakannya di warnet. Saya tontonlah episode pertama. 
Jadi ceritanya begini, ini nggak bakal spoiler karena saya nontonnya cuma 1 episode kok, itu pun ga sampai selesai. Saya punya alasan, saya bukan antidrakor. Saya mencoba suka dengan drakor.
Jadi ceritanya begini: ada seorang cewek pemilik perusahaan sebuah pakaian olahraga sedang mencoba pakaian paralayang yang merupakan produk terbaru. Cewek ini kaya dan kemungkinan menjadi penerus perusahaan keluarga. Tapi dia nggak mau dan itu menimbulkan konflik keluarga. Saya nggak bakal bahas konflik keluarga itu. 
Ketika cewek ini-entah siapalah namanya- sedang paralayang, tiba-tiba terjadilah badai hingga dia tersesat sampai Korea Utara. Nyangkut di pohon. Mulai dari situ, saya mulai berpikir. Bagaimana logikanya hal itu bisa terjadi? Setelah itu seorang penjaga perbatasan Korut bernama Captain Ri melihat dia. Lalu cewek ini menjatuhkan diri dan jatuh di pelukan Captain Ri. Pas di pelukannya. Dan cewek ini baik-baik saja. Buktinya, ketika dia dibiarkan si tentara ini melarikan diri, dia bisa lari dengan sangat kencang menghindari kejaran tentara Korut yang semalam abis kobam. 
Hebat ya nggak ada luka sama sekali.
Lalu saya putuskan, sudahlah tidak perlu saya teruskan menonton. Saya pasti akan ngomel lebih parah dari ini.
Lalu saya teringat dengan Doctor Prisoner. Saya pun mulai berhati-hati. Ini kalau bentuknya seperti Crash Landing, nggak usah aja ditonton sekalian. Jadi saya mencari tahu lebih dulu. Melihat trailernya tidak banyak membantu. Sialan memang.
Ya sudah, saya kembali ke warnet dan menonton episode pertama. Dan saya harus cepat memutuskan karena berhubung pandemi Covid-19, sekarang warnet tutup jam 9 malam. Saya punya waktu 45 menit.
Episode pertama dimulai. Ketika itu seorang tahanan bernama Nona Oh ingin mengajukan penundaan tahanan. Dia divonis penjara karena membunuh selingkuhan suaminya. Dia sudah berusaha mengajukan penundaan dengan penyakit berat yang diada-adakan. Tapi, pihak kejaksaan kan bukan orang bodoh ya. Lalu datanglah Dokter Na Ji Ye yang menawarkan bantuan untuk memuluskan niat tersebut.
Siapa Na Ji Ye?
Tunggu, sabar. Dokter ini mempelajari rekam medis Nona Oh dan menemukan celah dengan cara membuat satu penyakit baru dalam waktu singkat. Penyakit itu bernama anemia fanconi. Saya pun baru dengar. Untuk bisa mengidap penyakit ini, Nona Oh harus melakukan diet, alias pola makan tertentu, konsumsi obat tertentu, dan menyiksa dirinya dengan cara tertentu hingga gejala penyakit tersebut pun benar-benar muncul.
Ini keren. Agak sadis memang. Dan permintaan menundaan pun dikabulkan kejaksaan. Nona Oh tidak sepenuhnya bebas, tapi yang penting kan tidak dipenjara. Itu lebih baik. 
Dari hasil usahanya tersebut, Dokter Na Ji Ye bisa mendapatkan rekomendasi dari Nona Oh untuk mendapatkan posisi sebagai kandidat direktur medis di sebuah penjara. 
Siapa Na Ji Ye?
Dia dokter yang punya dendam karena ibunya yang sakit akhirnya meninggal karena tidak ditangani oleh rumah sakit tempatnya bekerja dulu milik grup Taekang. Taekang ini perusahaan besar yang dimiliki oleh keluarga Lee. Perusahaan ini boleh dibilang masalah kriminalnya banyak. Tapi karena kekuasaan, para petingginya bisa santai-santai saja. 
Na Ji Ye tahu dirinya harus berhadapan dengan kekuatan yang sangat kokoh. Dia tidak bisa bekerja sendirian. Maka dia pun memilih orang-orang untuk diajak bekerja sama dengan mempelajari latar belakang mereka. Termasuk mendekati Mo Yi Ra. Ia adalah istri Direktur Lee yang ingin menyingkirkan putra pertamanya Lee Jae Jun menduduki takhta tertinggi Taekang dan ingin posisi itu ditempati anak lelakinya yang begajulan Lee Jae Hwan.
Sepanjang 32 episode, kita akan dihidangkan dengan begitu banyak "peperangan" antara kedua belah pihak ini dengan pasukannya masing-masing. Dan di antara beberapa pasukan itu, ada yang membantu keduanya. Salah salah satunya adalah Direktur Medis Seon. Ini tokoh yang sebenarnya lebih mementingkan dirinya dan jabatannya sendiri. Ia sama sekali tidak punya dendam kempada Lee Jae Jun. Ia pun tidak punya masalah dengan Na Ji ye hingga harus menyingkirkannya.
Tapi ada juga pasukan yang benar-benar hanya royal kepada satu pihak, seperti Dokter Han seorang psikiater yang mencari adiknya yang hilang dari tahanan. Adiknya ini adalah pegawai Direktur Lee. Nona Oh karena merada berutang budi, juga berpihak kepada Dokter Naji Ye. Ada pun beberapa tahanan yang setia kepada sang dokter. 
Serial ini menarik karena banyak infomasi mengenai dunia medis dan farmakologi yang dibuka. Bagaimana sebuah obat itu bisa berfungsi sebagai perusak. Bagaimana sebuah makanan yang sehat bisa menjadi senjata untuk menciptakan penyakit.
Yang membuat saya kurang menyukai drama ini adalah dramatisasi yang berlebihan. Semisal, seorang tokoh itu bisa dengan mudah menebak jalan pikiran tokoh lain. Semacam ada telepati di antara mereka. Atau ketika pemeriksaan kesehatan seorang tahanan, tokoh-tokoh yang memang ingin tahun hasilnya, bisa tahu dalam waktu singkat dalam waktu bersamaan. Jadi semacam tidak ada rahasia lagi. Semua rasa penasaran itu terjawab dengan cepatnya. Memang jikan dibandingkan dengan kekuatan suspense ala serial western, ini masih tertinggal. Tapi tidak terlalu jauh.
Tokoh-tokoh lapis kedua perannya cukup asyik. Romance itu terjadi di tokoh-tokoh lapis kedua, seperti Nona Oh dan sang jaksa. Meskipun Dokter Na Ji Ye dan Dokter Han cukup dekat, tidak ada tanda-tanda cinta di antara mereka. Penonton drakor pada umumnya tentu saja tidak menyukai ini.
Drakor yang mengangkat setting penjara tidak terlalu banyak dibandingkan serias western yang justru sebaliknya. Penjara memang bukan tempat romantis, sementara drakor masih melulu mengandalkan keindahan dan romantisme kalangan kelas atas.    
Endingnya kalau buat saya tidak terlalu di luar dugaan. Pasti akan ke sana arahnya dan caranya akan dibuat seperti itu. Bagi saya, episode ke-32 itu tidak penting-penting amat dibandingkan episode 1-31.

Post a Comment

Previous Post Next Post