The Big Sleep (1946)



Hingga hari ini, The Big Sleep adalah film tertua yang pernah saya tonton. Diproduksinya bahkan sebelum ayah saya lahir. Saya akhirnya bisa mendapatkan file filmnya yang benar-benar tidak bermasalah dari warnet. Awalnya saya download dan banyak scratch-nya dan subtitle juga tidak bisa dipaskan. 
Saya berterima kasih karena film-film jadul ini ada versi remastered-nya karena klasik itu justru dicari. 
Alasan utama saya menonton film ini adalah karena novelnya akan diterbitkan di salah satu imprint DIVA Press. Saya ingin tahu seperti apa sih ceritanya. Kalau mau menonton film ini, pertama yang harus diketahui bahwa film ini tidak dibuat dengan bantuan teknologi canggih yang kita kenal sekarang dengan nama CGI. Kalaupun ada, itu hanya akan terlihat ketika si tokoh berada di dalam mobil dan pemandangan di luar sana pergerakannya tidak wajar. Entah itu bisa disebut CGI atau bukan. Kapan-kapanlah saya cari tahu.
The Big Sleep diangkat dari novel detektif karya Raymond Chandler yang diterbitkan pada tahun 1939. Skenarionya ditulis oleh William Faulkner, Leigh Brackett, dan Jules Furthman. Dimainkan oleh Humphrey Bogart sebagai Detektif Marlowe yang bikin cewek-cewek didekatnya susah menahan diri dari tidak menggatal. Lauren Bacall yang pertama kali melihat tampil saya langsung berkata, "Wow, cantik sekali perempuan ini". Suaranya seksi dan alisnya yang tinggi membuat ia terkesan angkuh. Dalam film ini, dia pun termasuk perempuan yang menggatal kepada si detektif. Dan saya rasa alasan Marlowe dicintai banyak wanita pasti ada di novelnya. Awas kalau tidak.
Masih ada beberapa nama lainnya, yang saya sebutkan pun paling juga tidak pada kenal. Yang pasti mereka tetap punya peran yang signifikan.
Sedikit plot The Big Sleep. Phillip Marlowe, seorang detektif swasta diminta oleh Jenderal Sternwood untuk menyelidiki perihal surat ancaman yang dikirimkan kepadanya. Jenderal ini punya dua anak perempuan. Carmen dan Vivian. Pertemuan dengan kedua anak sang jenderal ini memberikan kesan tersendiri bagi Marlowe. Carmen tipe kekanakan, sementara Vivian tipe yang agak ranum tapi seperti yang saya bilang sebelumnya, ketika bertemu Marlowe sifatnya berubah.
Vivian sempat mencegat Marlowe setelah pria itu menemui ayahnya. Ingin tahu mengapa ayahnya sampai menyewa jasa detektif swasta. Rupanya, di balik itu, ada misteri lain yang perlu dipecahkan. Yaitu hilangnya seseorang. 
Apakah dua hal ini berkaitan? Siapa saja yang terlibat? Dan apakah tragedi mobil yang kecebur di danau ada kaitannya juga?
Marlowe perlahan mulai mendapat petunjuk, bahwa seorang pemilik toko buku ada kaitannya. Juga dengan seorang pemilik rumah judi. Lalu kenalan anak-anak sang jenderal.
Sepert halnya film-film detektif, Marlowe juga beberapa kali terlibat baku tembak dan karena lengah, ia dikeroyok orang suruhan.
Meskipun menegangkan, tapi tidak seperti Doctor Prisoner yang isinya perbuatan kriminal, romantisme yang manis antara dua bintang utamanya juga bikin gemas. Di dunia nyata, keduanya adalah pasangan suami istri. Lalu ketika Marlowe sempat-sempatnya ngajak seorang pegawai toko buku minum-minum sambil nunggu hujan reda dan datangnya target. Atau ketika Vivian dan Marlowe ngisengin kantor polisi. Itu adalah bagian yang menetralkan ketegangan.
Marlowe jelas berbeda dengan Sherlock. Kecerdasan mereka pun dalam level yang berbeda. 

Post a Comment

Previous Post Next Post