A Very English Scandal (2018–2021); Inggris, Skandal Homoseksual, dan Ketidakadilan



Skandal seks sejenis yang melibatkan pejabat negara lagi-lagi diangkat ke layar lebar. Kali ini tokohnya adalah Jeremy Thorpe yang saat itu (sekitar tahun 1960-an) merupakan Ketua Partai Liberal Inggris dan juga anggota parlemen. Inggris sebelum bisa menerima fakta bahwa homoseksualitas terjadi di dalam berbagai lapisan masyarakat, memberlakukan hukuman yang sangat berat terhadap pelakunya. Reynhard Sinaga dihukum berat bukan karena dia homoseksual, tapi karena dia memerkosa. Siapa pun subjek dan objeknya, pemerkosaan adalah salah.

Jeremy (Hugh Grant) saat itu tidak memerkosa Norman. Jeremy yang kepada sahabatnya sesama anggota partai, Peter Bessel (Alex Jennings), sangat terbuka soal orientasi seksualnya yang mana Peter pun rada suka laki-laki tapi tidak sampai pada tingkatan gay seperti Jeremy, menceritakan awal pertemuannya dengan lelaki muda berwajah cantik bernama Norman yang bekerja sebagai pengurus kuda. Norman (Ben Whishaw) begitu saja membuat Jeremy jatuh cinta pada pandangan pertama. Tentu saja mengingat dia orang penting, tidak grasa-grusu mengajak Norman begituan. Mereka bertemu sekali dan baru bertemu lagi setahun setelahnya.

Norman menyusul Jeremy ke London dan mengatakan dirinya sudah meninggalkan tempat kerjanya dan mengeluhkan perihal National Insurance Card yang tidak sempat dia bawa. Saya kurang paham soal kartu ini, sebab sepertinya di Indonesia apakah juga ada atau tidak, apakah sama dengan KTP atau tidak. Yang pasti, tanpa kartu itu, Norman tidak bisa memiliki apa pun. Tempat tinggal dan tunjangan dari pemerintah.

Masalah sebenarnya tidak perlu panjang jika Jeremy membuatkan kartu itu. Bukannya malah membawa Norman ke rumah ibunya, mengajak hubungan seks di rumah itu, menyewakan Norman apartemen dan menjadikannya lelaki simpanan sampai dia pun lepas tangan.

Dan Norman punya senjata ampuh untuk membawa skandal ini ke kepolisian Scotland Yard. Saat itu berhubung belum bisa kirim PAP tanpa busana atau chat mesum, adanya hanyalah surat-surat dari Jeremy kepada Norman. Itu adalah bukti nyata sebab kenangan kan tidak ada bentuk fisiknya. Anak juga tidak ada.

Mengapa Norman gigih sekali ingin agar Jeremy dihukum atas seks yang sempat mereka sama-sama nikmati? Karena Norman tidak kunjung mendapatkan kartu itu. Meskipun dia sudah menjalin hubungan dengan wanita lain, dan Jeremy pun demi kariernya akhirnya memutuskan mengakhiri masa lajang dan punya anak.

Dan lagi, Jeremy tidak hanya berusaha menghindari Norman, tapi juga berusaha membunuhnya dengan menyewa orang yang tidak begitu kompeten untuk melakukannya sehingga dia dan beberapa pelaku diseret ke meja hijau.

Persidangan yang menempatkan pejabat negara atau orang yang berduit di kursi pesakitan bisa ditebak jika akan berjalan dengan tidak adil. Sejelas apa pun kesalahannya, pengacara akan berusaha mencari titik celah untuk membuat para juri meragukan saksi, termasuk memandang Norman yang memosisikan dirinya sebagai korban menjadi seorang pembohong dengan membuka masa lalunya sebagai seorang pasien psikiater yang mengonsumsi obat. Pihak jaksa yang mengadirkan pula Peter, tidak mampu membuat juri bisa memutuskan bahwa Jeremy bersalah.

Soal juri ini, saya sebenarnya sampai sekarang bertanya-tanya, mereka ini sebenarnya siapa dan mengapa mereka punya kekuatan begitu besar? Mengapa persidangan di Amerika maupun Inggris harus menggunakan juri? 

Tapi kalau dipikir-pikir, Indonesia yang menempatkan hakim sebagai pengambil keputusan juga sering mendapatkan komplain, terutama untuk kasus korupsi. Tapi ketika keputusan sudah dibuat, semua pihak harus menerimanya. Kita tidak bicara soal keadilan yang hakiki karena tentunya keputusan dibuat karena fakta-fakta yang ada. Bahwa Norman punya kecenderungan berbohong dan  dia dijanjikan sejumlah uang cukup besar oleh media jika mau menuturkan kisahnya, adalah semacam bumerang bagi dirinya sendiri. 

Serial ini diangkat dari buku karya John Preston. Kasus skandal Jeremy Thorpe sendiri sudah diketahui luas oleh publik Inggris, ada juga beberapa buku biografi lainnya yang bisa dibaca. Adapatasi yang ditayangkan oleh BBC ini tidak terkesan terlalu serius, bahkan ada nuansa komedi di dalamnya. Ada pihak yang kurang menyukai dramatisasinya yang berlebihan mengingat Jeremy adalah orang penting di negaranya. Tapi, bukankah itu hal yang sangat lazim?     

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال