Sebagai anak yang patuh, okelah saya ikuti saja. Untuk haji
yang ini, memang terkesan rada mendadak. Antrean haji plus saya masih tahun
2029. Antrean haji reguler sudah dicabut beberapa bulan lalu karena sangat
panjang dan kalau tidak salah, saat usia saya sudah enam puluh sekian. Siapa
yang menjamin umur segitu saya masih hidup?
Jadi ini adalah haji furada. Haji yang pengelolaannya antara
pihak travel dengan Kerajaan Arab Saudi. Sama sekali tidak mengusik kuota haji
reguler maupun haji plus. Kemungkinan keberangkatan pun 50:50, salah satunya ditentukan
apakah visa akan keluar atau tidak. Kakak ipar saya adalah contoh yang
keberangkatannya ditunda tahun berikutnya karena visa tidak keluar. Dan itu last minute.
Meski demikian, untuk sejumlah persiapan tetap saya lakukan.
Pertama, belanja busana yang layak dipakai ketika bertamu ke rumah Allah,
karena pakaian saya semua bisa dibilang tidak ada yang memenuhi syarat. Baju
kok ketat-ketat semua, mentang-mentang latihan otot ya, ha? Ya iyalah. Emang
enak apa ngangkat-ngakat dumbbell mulu?
Kedua, persiapan fisik. Saya sudah banyak sekali mendengar
banyak jamaah haji yang tepar gara-gara kecapekan dengan rundown selama
pelaksanaan ibadah haji. Pelaksanaan umrah dan haji jauh berbeda. Fasilitasnya
pun berbeda. Bahkan meskipun itu adalah haji furada yang katanya biayanya bisa
dua kali lipat haji plus. Jadi, ada yang bilang bahwa haji furada intinya adalah
membeli waktu. Dulu, sebenarnya haji plus juga berprinsip yang sama. Sewaktu
kakak saya berangkat haji, kalau nggak salah ingat, antara berangkat di tahun
yang sama atau tahun berikutnya. Biayanya pun belum naik sefantastis sekarang.
Haji reguler aja kan sudah naik banyak sekali kan?
Haji furada pun terbagi dua kasta, yang ekonomi dan
eksklusif. Kalau di travel yang saya pakai, Luna Amanah, ini yang bintang tiga,
alias ekonomi, yang paling murah, biayanya 18.000 dolar (kurang lebih 280 juta).
Naiknya dolar belakangan ini, jujur, memang cukup bikin saya ketar-ketir sih.
Walaupun sepeser pun bukan uang saya, tetap saja saya ketar-ketir. Kemarin hitungannya
ketika 1 dolar masih 15.800 rupiah. Saya tahu ini mustahil, tapi boleh kan saya
berdoa semoga dolar tiba-tiba turun jadi 14.000 rupiah.
Sedikit saya perlu jelaskan, mungkin ada yang tertarik, untuk pembayarannya ada tiga tahap. Tahap 1 sebesar 3.000 dolar. Tahap kedua sebesar 7.000 dolar (maksimal 15 Ramadhan). Tahap ketiga sebesar 8.000 nanti dibayarkan ketika visa sudah keluar.
Lalu yang eksklusif bagaimana kisaran harganya? Bisalah
sampai setengah miliar bahkan 1 miliar. Berhubung saya tidak punya infonya,
cari sendiri sajalah. Kalau kakak ipar saya katanya 23.000 dolar.
Untuk kelengkapan dokumen, tidak berbeda dengan haji reguler
atau plus. Yang paling penting pastikan paspor belum akan kedaluarsa menjelang
waktu keberangkatan. Antrean paspor yang murah meriah itu cukup panjang lho.
Lebih baik memastikan sudah aman. Mau yang tanpa antrean bisa juga. Tarifnya
kalau tidak salah 1 juta.
Untuk mendapatkan banyak insight, saya banyak melihat VT di
TikTok. Mulai dari rundown utama
(menjelang wukuf di Arafah, Muzdalifah dan Mina—sering disingkat Armuzna),
perlengkapan yang harus dibawa, bagaimana kondisi di sana, apa yang boleh dan
tidak boleh, bingung karena terpisah dari rombongan, soal makanan, dan banyak
lagi lainnya. Saya sama sekali tidak bisa mengandalkan pengalaman umrah sepuluh
tahun lalu. Semuanya sudah banyak berubah, terlebih sejak Covid.
Tapi, apa yang masih jarang saya temukan adalah bahasan
tentang persiapan fisik. Buat yang naik haji di usia 20-an, kekhawatiran akan
kelelahan fisik mungkin tidak akan setinggi yang usianya sudah 40-an seperti
saya.
Meskipun saya hitungannya rajin berolahraga, saya merasa
bahwa kemungkinan akan drop di sana itu sangat ada dengan adanya perbedaan
waktu, perjalanan yang cukup panjang, mungkin perut juga akan sama
bertingkahnya dengan ketika di tanah air, mungkin tiba-tiba udaranya berubah
drastis yang harusnya musim panas tiba-tiba turun hujan, bahkan saya khawatir tangan saya tidak kuat melempar jumrah.
Saya termasuk orang yang overthinkingnya di atas rata-rata.
Saya bahkan tidak bisa menghilangkan kekhawatiran bagaimana ketika thawaf
tiba-tiba saya mules. Asal tahu saja, ya, jarak dari Ka’bah ke toilet itu
sangat jauh dan selalu antre panjang. Tahun ini, bahkan dikatakan adalah haji
akbar, dan jamaahnya akan selalu lebih berjubel ketimbang bukan haji akbar.
Memang, hal-hal sereceh itu tidak seharusnya saya cemaskan.
Mbok cemas itu karena belum ngehafalin seabrek doa-doa. Itu baru worth it.
Oke, lanjut soal persiapan fisik. Dulu saya itu pernah ikut
half marathon, latihannya sendiri butuh kurang lebih 2 bulan untuk membangun
ketahanan tubuh. Maka, untuk haji pun saya rasa, saya perlu latihan khusus yang
kompatibel dengan kebutuhan ketika nanti di sana. Seperti biasa, saya meminta
bantuan ChatGPT untuk menyiapkan program latihan untuk 2 bulan.
Maka, saya pun dibuatkan program latihan dengan fokus utama
adalah kaki, mengingat semua ibadah menuntut banyak jalan kaki. Untuk shalat
saja dari hotel harus jalan kaki. Tidak ada namanya bus khusus antar jemput.
Kecuali bayar sendiri. Latihan jalan yang harus dilakukan pun bervariasi, ada
yang jalan santai, ada yang jalan cepat.
Selain jalan, latihan penguatan otot juga penting, mengingat
kita harus membawa barang-barang kita sendiri. Di sana juga akan
berdesak-desakan dengan orang yang badannya lebih bongsor dari rata-rata orang
Indonesia, dan latihan otot penting agar kita punya kekuatan fisik. Kalau kena dorong, balas dorong.
Latihan napas juga dibutuhkan dengan sering naik turun
tangga. Saya sih tidak menyarankan latihan lari bagi yang sebelumnya tidak
pernah lari. Sebisa mungkin hindari saja aktivitas yang bisa menimbulkan cedera
pada tubuh. Kalau mau mulai lari setelah pulang haji, ya silakan.
Dan, yang tidak boleh dilupakan adalah latihan stretching.
Bisa ngambil latihan stretching dari jadwal latihan yang pernah saya upload
sebelumnya. Ini penting untuk memastikan otot tidak cedera dan juga mengurangi
risiko sakit punggung. Atau langsung download di sini.
Latihan ini saya akan saya mulai insyaallah besok, sehingga memang oleh ChatGPT sudah ditulis tanggal 3 April dan ada checklist untuk menandai kedisiplinan. Silakan dicoba, dan semoga kita semua bisa menjalankan ibadah haji ini dengan sempurna, sehat selalu, dan menjadi haji yang mabrur. Amin.