Carnival Row (2019– ); Sebuah Masa Ketika Hidup Seperti Dongeng


Tidak mudah untuk menikmati serial ini yang sedari awal, saya sudah disodori dengan sejarah pendudukan Pact yang cukup cepat diceritakan. Mengabaikan sejarah tersebut juga bukan ide yang baik mengingat itu menjadi penyebab mengapa manusia bisa tinggal berdampingan dengan peri, manusia setengah domba, dan makhluk mungil-mungil yang disebut kobold.

Cerita dibawa ke abad ketujuh, ketika itu Vignette Stonemoss dan manusia lainnya mati-matian menyelamatkan diri dari pasukan Pact yang ganas dan membunuh siapa pun yang mereka temui. Cara Delevingne bermain cukup baik di sini walaupun hanya peran pemeran pembantu. Dia adalah fae, sebutan untuk peri, yang bisa terbang tapi di Kota, mereka tidak diizinkan terbang dan akan dikenai sanksi jika melanggarnya.

Bersama dengan ratusan orang, mereka menumpangi kapal dan meninggalkan pulau yang sudah dikuasai Pact. Cuaca saat itu buruk dan membuat laut bergejolak hingga badai pun datang dan para penghuni kapal hanya berharap kapal itu tidak menabrak karang lalu tenggelam.

Sayangnya, harapan itu pupus. Kapal itu rusak berat, karam, lalu yang selamat hanya Vignette. Dia ditemukan penduduk Burgue dalam keadaan tidak sadar. Kapal itu adalah milik Ezra Spurnrose (Andrew Gower), sebenarnya dia kaya raya, tapi payah dalam manajemen keuangan sehingga warisan orang tuanya yang berlimpah, lama-lama digerogoti utang. Alasannya, ya gaya hidup adiknya Imogen (Tamzin Merchant) yang terlalu mewah lah, inilah, itulah.  Kerusakan kapal itu juga membuat Ezra makin pening. Untuk perbaikannya butuh uang tidak sedikit agar bisa beroperasi kembali.

Vignette diharuskan bekerja di rumah Spurnrose sampai dia bisa mengumpulkan uang agar bisa bebas. Dan dia harus memulai dari nol karena hanya sayap yang dia punya, uang tak ada.

Dulu sekali, Vignette pernah berhubungan dengan seorang detektif bernama Rycroft Philostrate (Orlando Bloom) ketika masih menjadi prajurit yang memerangi Pact. Dia sengaja memalsukan kematiannya hanya agar Vignette mau meninggalkan kampung halamannya yang kena invasi Pact. Uniknya, saat berhubungan seksual, bangsa Fae akan bersinar saya-sayapnya ketika orgasme. Wow sekali ya. Tidak bisa dipalsukan seperti manusia. Ada kalanya juga saat mereka berhubungan tidak menyala karena ya namanya dinamika dalam suatu hubungan.

Vignette murka ketika tahu Philostrate masih hidup, masih tampan, tidak kurang suatu apa, bahkan sekarang menjadi detektif polisi yang menangani kasus-kasus aneh. Padahal selama tujuh tahun, dia memasang kepangan rambut penanda dirinya adalah janda. Janda dari mana, menikah saja tidak! Cih! Eh?

Philostrate sendiri sudah move on, sejak menjalin hubungan dengan pemilik penginapan. Hubungan mereka intim lah, tapi Philostrate tetap tidak mau menceritakan satu rahasia dirinya yang itu akan membuat dirinya kehilangan banyak hal.

Kisah lain yang juga mendapat porsi penceritaan adalah adik-kakak Spurnrose. Mereka yang berasal dari keluarga terpandang, sangat tidak bisa percaya ketika tetangga mereka adalah seorang puck, yaitu manusia setengah domba (atau kambing). Sangat jarang ada puck yang tajir. Biasanya mereka bekerja sebagai pelayan, seperti halnya pelayan di rumah Spurnrose. Dan teman-teman sosialita Spurnrose selalu mengira Agreus (David Gyasi) adalah pelayan di rumah itu. Tapi, Imogen tahu bahwa Agreus punya uang untuk memodali perbaikan kapal. Dengan memperlakukan Agreus sebagaimana sobat sosialita lainnya, tetangganya itu mempertimbangkan untuk berinvestasi pada Ezra. Ezra awalnya ogah, tapi ya, mereka butuh suntikan dana, utang makin melilit leher.

Tokoh lainnya adalah Absalom Breakspear yang menjabat Chancellor atau semacam ketua dewan kali ya. Orang yang sangat berpengaruh dan sangat insecure jika jabatannya diincar oleh anggota dewan. Istri Absalom pernah menyingkirkan salah satu saingan suaminya dengan cara pura-pura menculik putra mereka sendiri saat berada di sebuah kamar di Carnival Row.

Carnival Row adalah sebuah rumah bordil yang mempekerjakan fae sebagai PSK. Di tempat ini juga berasal bayi-bayi campuran fae dan manusia. Meskipun fae berbentuk seperti manusia, tapi mereka tidak pernah punya strata yang disamakan. Ada undang-undang yang melindungi mereka, tapi mereka tidak pernah punya kesempatan masuk ke pemerintahan. Kan sama saja campuran Fae dengan bangsa Fae kalau begitu. Agar diperlakukan sebagai manusia murni, ada orang-orang yang sengaja menghilangkan sayap pada tubuh manusia setengah Fae.

Salah satu Fae yang pernah kondang di Carnival Row, suatu hari tewas dengan tubuh tercabik-cabik dan hatinya hilang. Hanya hatinya. Lainnya ditinggalkan begitu saja. Philostrate langsung menyelidiki hal itu. Ada makhluk yang disebut Darkasher. Dia semacam—dia adalah monster yang terbuat dari unsur manusia. Ini semacam makhluk buatan manusia. Philostrate mendatangi seorang tukang sihir untuk membuatkan satu Darkaskher demi kebutuhan penyelidikan. Dan hohoho dibuat dari sperma si Philostrate yang waktu itu diambil dalam keadaan setengah sadar. Pokoknya udah masuk ke dalam panci ramuan aja. Darkasher hanya akan mati jika tuannya mati.

Ngomong-ngomong soal sperma, adegan-adegan intim yang terjadi di antara tokoh-tokohnya diorot secara eksplisit dan kadang tanpa ba-bi-bu. Jadi, dicatat eaa, ini sama sekali bukan tontonan anak-anak walaupun ada perinya. Perinya banyak yang mesum soalnya. 

Di setiap episodenya, akan ada hal-hal baru yang mengejutkan, yang itu ditulis dengan sangat gamblang di Wikipedia. Jangan buka Wikipedia kalau belum nonton sama sekali. Banyak spoiler di sana. 

Menurut saya, ini salah satu penampilan terbaik Cara Delevingne dari beberapa film atau serial dia yang pernah saya tonton sebelumnya. 


Previous Post Next Post

نموذج الاتصال