Shadow in the Cloud (2020); Satu Malam Brutal dalam Kabin Sempit


Chloë Grace Moretz perlu usaha sangat keras untuk bisa terlihat ... oleh saya. Saya tahu beberapa filmnya, pernah menonton satu yang berjudul Clouds of Sils Maria (2014), yang mana dia ketutupan sama dua aktris seniornya: Juliette Binoche dan Kristen Stewart. Tidak gampang untuk bisa menonjol di antara para bintang. Walaupun ada kalanya dia bermain dalam sebuah film yang tidak banyak bintangnya tapi dikarenakan kualitas filmnya tidak bagus, sama saja.

Di awal tahun 2021, IMDB memasang film terbaru CGM di halaman depan. Saya ngebatin, “Dia lagi. Film apaan lagi?”

Saya mengamati kostumnya. Kok agak tidak biasa. Ini film tentang apa sih? Kemudian saya pun mencari trailernya di Youtube, walaupun di IMDB pun tinggal klik aja, tapi buffering.

Di awal, kamera menyorot kakinya yang memakai sepatu militer, kemudian naik ke atas, CGM mengenakan seragam yang biasa digunakan angkatan udara. Jalannya tegap. Dia membawa tas sandang kulit berwarna cokelat. Berbicara dengan logat entah Inggris atau Australia. Dia berada di sebuah landasan pacu pesawat perang dan menemukan pesawat dengan gambar seorang perempuan seksi lalu ada tulisan The Fool’s Errand. Dia menyelundup naik ke pesawat itu.

Ketika berada di dalam, dia mengaku bernama Maude Garret yang adalah seorang pilot sekaligus teknisi pesawat. Di dalam pesawat itu isinya beberapa prajurit laki-laki. Wajar ketika dia masuk kabin, langsung dipanggil “Baby”, “Honey”, dan sebagainya.

Dia menitipkan tasnya kepada seorang dari mereka lalu turun ke kabin kecil di bawah pesawat. Cuaca sedang buruk ketika penerbangan itu. Kemudian scene action pun tiba ketika dia menembaki pesawat. Lalu dia terjatuh dari pesawat, terpental pesawat yang kena tembak dan masuk kembali ke pesawat.

Wow, beneran nih? Langka banget bisa melihat CGM main beginian.

Maka, saya pun memantapkan buat nonton. Dan secara garis besar film itu sudah ada di trailer. Bahkan sampai ending. Tapi itu kan lagi-lagi hanya potongan-potongan adegan, yang kita nggak tahu ini setting waktunya kapan, di mana, siapa si Garret ini, itu monster apa yang membuka pintu kabinnya dia, apa isi tasnya?

Saya seperti biasa, tidak akan mau membuka kejutan-kejutan yang seharusnya memang disiapkan untuk penonton.

Saya mulai dari monster tikus yang namanya gremlin. Di Wikipedia disebutkan:

A gremlin is a folkloric mischievous creature that causes malfunctions in aircraft or other machinery. Depictions of these creatures vary. Often they are described or depicted as animals with spiky backs, large strange eyes, and small clawed frames that feature sharp teeth.

Makhluk ini ujuk-ujuk menghampiri pesawat yang ditumpangi Garret. Mengincar tas yang dia bawa. Saya pikir, apa yang dibawa Garret semacam anaknya si gremlin yang diculik dari laboratorium atau semacam makanan yang disukai gremlin sehingga dia tidak berhenti mengincarnya.

Penerbangan itu malam hari, dengan cuaca buruk, kilat menyambar-nyambar, berawan, dan pandangan tidak begitu jelas. Tapi dari kabin sempit, bobrok, tua yang ditempati Garret, dia bisa melihat kedatangan pesawat perang milik Jepang. Setting tahunnya adalah 1943, ketika PD II, negara kita juga sedang dijajah Jepang saat itu. Pesawat The Fool’s Errand ini merupakan pesawat Sekutu. Kalau masih ingat dengan pelajaran sejarah zaman SD, ada 3 negara besar yang bergabung menjadi lawannya Jerman, Italia, dan Jepang, yaitu Inggris, Rusia, Prancis. Pesawat itu tinggal landas dari New Zealand.

Garret yang melihat pesawat musuh lalu-lalang tidak jauh dari pesawat itu, segera memperingatkan pilot. Sembari mendapat balasan cemoohan dari para prajurit yang sejak pertama sudah melakukan sexual harassment terhadapnya. Awalnya itu dari percakapan di antara mereka saja. Eh ternyata Garret mendengarnya, dan menanggapi. Para lelaki itu bukannya malu, tapi malah makin menjadi. Karena di angkatan udara saat itu belum ada perempuan (sehingga identitas Garret dipertanyakan sebab memang belum ada satu pun). Mereka terus berusaha menggodanya, mengolok-olok Garret yang juga melihat ada makhluk asing merayap di luar pesawat. Walaupun hanya lewat suara, menggunakan interkom, tetap saja kata-kata para lelaki ini menyebalkan. Di mata mereka, perempuan hanya dipandang sebagai objek seksual. Di subtitle untung saja ada penyebutan nama tokoh sehingga tahu, mana yang bangsat, mana yang baik, mana yang terus mempertanyakan identitas Garret. Mereka akhirnya sering debat sendiri gegara si Garret. Dan nanti juga akan ada jawaban, apa sih isi tas Garret yang dia lindungi banget.

Sikap para lelaki ini kepada Garret berubah lebih respek, meskipun yang bangsat tetap bangsat, ketika Garret berhasil menembak jatuh pesawat musuh dari kabinnya yang busuk itu. Dari situ terlihat, dia bukan orang sembarangan. Mereka pun mulai percaya akan adanya gremlin. Sedikit terlambat karena makhluk itu sudah keburu masuk ke badan pesawat dan menyerang prajurit di dalam sana.

Ada banyak adegan yang tidak masuk logika dalam film ini, tapi saya udah masa bodoh, toh saya menikmati filmnya. Apa bedanya memangnya sama Mission Impossible yang lebih tidak masuk akal lagi?

Dan satu pesan penting ingin disampaikan film ini adalah, perempuan tidak ingin direndahkan dengan cara apa pun karena kultur mendukung itu semua. Perempuan adalah manusia yang punya harga diri. Dan perempuan, bisa menjadi brutal demi melindungi orang-orang yang dia sayangi.

Oke, mulai saat ini, saya akan menantikan film-film CGM yang selanjutnya. Dia akan main di After Exile bareng Robert De Niro. Love Is a Gun bareng Jack O'Connell. Keduanya bergenre crime. Semoga sama atau lebih asyik seperti Shadow in the Cloud.

Post a Comment

Previous Post Next Post