Promising Young Woman (2020); Menjadi Pembunuh Berantai Karena Dendam Masa Lalu

 


Jika ente mengira—dengan melihat trailer yang begitu memancing rasa penasaran—bahwa ini adalah sebuah film thriller yang akan sangat berdarah-darah. Seorang gadis menyamar dengan memakai pakaian perawat lalu berdandan creepy ala Harley Quin akan mengejar sekelompok pria yang dulu—entah sekian tahun silam—pernah melakukan kejahatan seksual terhadap dirinya, lalu menghabisi mereka secara kejam bahkan mungkin memutilasi dengan gergaji yang tersimpan dalam tas dokter-dokterannya, maka ente siap-siaplah kecewa.

Saya yang sudah menyiapkan mental akan melihat berbagai kekejaman itu, tidak habis pikir, bagaimana film seperti ini bisa menang Oscar? Buat apa ente, wahai Mbak Cassandra (Carey Mulligan), datang ke pesta bujang dan berhadapan dengan lelaki incaran ente, tapi ente tidak bisa menunaikan tujuan ente dengan paripurna?

Di dalam trailer juga, paling awal digambarkan bahwa si Casie berada di kelab malam, sempoyongan tapi pura-pura mabuk aja sebenarnya, memancing pria yang bersedia menawarkan jasa nganterin pulang, tapi mumpung ni cewek tidak berdaya, kan dikiranya bisa dimanfaatin lalu ya tahu sendiri. Saya kan mikirnya wah bakalan banyak adegan panas nih sebelum tuh cowok dihabisi dengan cara kejam. Atau setidaknya, malah dia balas ngapa-ngapain ke cowok yang entah dia kasih minuman apa lalu tidak sadar, macam kelakuan si Reyhard Sinaga. Pas lagi digituin trus divideoin. Itu tidak terjadi. Lalu kenapa film ini bisa dapat rating 7,5?

Jadi ceritanya gini, Casie memang punya motif atau dendam terhadap lelaki. Karena di masa lalu, ada seorang lelaki, lebih tepatnya teman satu kampusnya, yang melakukan pelecehan seksual terhadap orang yang dekat sekali dengan Casie. Sebagaimana kasus pelecehan seksual di area kampus, banyak yang tidak tertangani dengan baik. Ada faktor yang juga mendukung itu, yaitu keadaan si temannya memang lagi mabuk sehingga ketika ada seorang lelaki melakukan pelecehan, dia nggak bisa melawan. Sama sekali bukan suka sama suka. Ada kemungkinan juga, orang tua si pelaku pelecehan itu mungkin orang kaya atau berpengaruh. Kalau sudah begitu, si korban kan hanya bisa terima nasib.

Tapi, Casie merasa, seharusnya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Akhirnya, Casie memilih meninggalkan kuliah kedokterannya demi merawat si teman yang sakit. Casie sendiri, ketika kejadian itu, tidak datang ke pesta itu. Yang dia tahu, kejadian itu dilakukan di depan teman-teman si cowok, dan seolah itu adalah kejadian biasa. Mereka juga udah pada mabuk.

Selang sekian waktu berlalu, Casie entah untuk tujuan apa, pura-pura mabuk di kelab, dan menjerat lelaki yang berpotensi sebagai predator seks. Okelah, kalau dia atas nama dendam lalu sampai melenyapkan nyawa, itu bisa diterima. Tapi, itu tidak terjadi. Tidak ada laporan orang hilang. Artinya, tidak ada sesuatu yang buruk terjadi.   

Di masa ketidakjelasan itu juga, dia bertemu dengan Ryan yang adalah teman sekampus, juga kenal dengan sirkel pertemanan Casie. Ryan sekarang adalah seorang dokter bedah anak, tampan, muda. Dan kemudian ngajak Casie kencan. Casie juga ngajak ketemuan salah satu teman sekampusnya yang lain, Madison (Alison Brie), yang sengaja dia jebak di hotel bersama seorang pria, yang entah tujuannya apa. Ente mau balas dendam atau apa sih? Dan yang lebih ngeselin lagi, yang masih sibuk ingin agar kasus itu diselesaikan adalah hanya Casie. Orang tuanya temannya udah legowo. Kecuali pihak keluarga memang masih minta keadilan, ya tepatlah kalau Casie yang jadi eksekutor. 

Sampai di bagian ending pun, bagi saya, semakin terasa maksimal kekonyolannya. Kalau di bagian awal, kita itu bisa melihat kekuatan dendam yang begitu dahsyat, Casie punya semacam buku catatan berisi korban-korbannya, ada aura obsesi di sana. Udah mirip psikopat lah. Di bagian akhir, menghancurkan semua yang sudah dibangun sedari awal. Okelah, mungkin tujuan Casie agar targetnya dipenjara, tercapai, tapi dia kurang perhitungan, atau mungkin itulah yang dia rencanakan sebenarnya. Pokoknya lelaki itu harus dibuat menderita. Tapi, tindakan yang sangat tidak hati-hati itu apa iya akan dianggap hebat oleh orang-orang? Mungkin, sama netizen Indonesia yang barbar, ente malah bisa kena hujat. Atau sama Coky dan Muslim, ente akan langsung masuk konten WHY?  
Previous Post Next Post

نموذج الاتصال