Jauh sebelum drakor Start-Up (Seutateueob—ini penulisan
judulnya di IMDB) menjadi topik perbincangan pencinta drakor, pencinta mas-mas
Korea, dan penggemar mbak-mbak Korea, ada satu serial yang juga bertopik
tentang StartUp atau bisnis rintisan itu sendiri. Ini bukan aplikasi ojek online,
toko online, bimbel online, BO online, dan sebagainya, tapi ini cryptocurrency
alias mata uang digital. Buat yang kudet soal ini, tetep nonton nggak apa-apa
kok. Karena adegan ketika si Izzy Morales (Otmara Marrero) menciptakan aplikasi tidak begitu
dominan. Ini bukan memulai dari nol, tapi bagaimana si hacker seksi berdarah Kuba
ini, menjual hasil perjuangan tujuh tahunnya tersebut. Saya nge-binge dua hari
untuk season 1.
Apa bedanya serial ini dengan yang drakor? Saya tidak
menonton drakornya ya—karena memang saya kurang berminat dengan drama Korea—jadi
tidak mungkin bisa membandingkan. Hanya saja, kalau soal banyak-banyakan adegan ngewe, saya bisa pastikan StartUp sudah pasti di depan. Buat ente yang anti
dengan eksploitasi seks di layar kaca, sudah pasti jangan pilih yang mau saya
bahas ini. Tapi, emang nggak penasaran, gitu? Ayolah, tonton episode pertama
aja, yang mana, semua pemeran utama dapat jatah adegan ngewe. Martin Freeman
juga? Yoi, Bos.
Jangan salah, ini bukan bokep. Ini salah satu serial crime yang
ratingnya bagus. Merupakan serial original dari Crackle, yang untuk mengakses
situsnya saya harus pakai VPN dulu. Ada beberapa serial mereka yang bagi saya
sangat asing, seperti The Ropes, On the Ropes, Oath, Cleaners. Nantilah saya
lihat mana yang bisa saya tonton setelah puas sama StartUp. Di Netflix sudah
ada.
Setting cerita berada di Miami dengan pemandangan pantai
yang biru di satu sisi, dan di sisi lain adalah kota metropolitan yang
gemerlap. Kedua negara tetangga yang dipisahkan oleh perairan adalah Kuba dan
Haiti. Ketiga tokoh utama di serial ini, merepresentasikan masing-masing negara.
Saya perkenalkan dari Nick Talman (Adam Brody), dia adalah seorang pegawai semacam
lembaga finansial, bapaknya bankir yang selama ini terlibat dengan uang-uang
haram dari pihak-pihak yang hendak mencuci. Nick tahu soal itu, tapi dia tidak
ikut-ikutan, pada awalnya. Kemudian sampai suatu saat, dia ikut diburu agen FBI
bernama Phil Rask (Martin Freeman), yang jalan pikirannya sudah tidak lurus
lagi. Dia bermaksud minta jatah besar dari transaksi bapaknya Nick. Transaksi
yang jumlahnya sekitar 2,2 juta dolar. Phil mau setengahnya.
Ketika bapaknya Nick menghilang, ehlahdalah, ada seorang gangster
Haiti mau narik uang dari bank bapaknya Nick. Ini dia tokoh kedua, Ronald Dacey
(Edi Gathegi). Uang dia yang jumlahnya 300.000 dolar, dia setor ke bapaknya
Nick. Pas ke bank, bapaknya Nick katanya cuti, dan rekening dia ternyata tidak
terdaftar di bank itu. Ngomong-ngomong, dari mana Ronald punya duit sebesar
itu? Dari penjualan narkoba. Dan narkoba memang jualan yang bikin cepat cuan.
Apakah Ronald sekeluarga juga pemakai narkoba? Nggak juga. Cuma jualan. Doski
minum alkohol aja ogah. Karena kesal tidak ketemu orang yang dia cari, dia pun
mengejar Nick. Nick kaget nih. Ini sepertinya sangat gawat.
Sebelumnya, bapaknya Nick sempat minta tolong ke anaknya
buat transferrin 2,2 juta itu. Nick minta bantuan Izzy, seorang hacker lulusan
Stanford yang sedang ngoding cryptocurrency dengan nama GenCoin. Pada awalnya
nolak, Nick akhirnya minta tolong Izzy yang sebelumnya pernah datang ke kantor
Nick untuk presentasi proyeknya agar dapat pendanaan. Cuma, sangatlah sulit
untuk meyakinkan bahwa bisnis ini tepercaya. Dan orang selalu mengira, ini
semacam PayPal. Di taraf dasar saja orang sulit untuk dipahamkan, apalagi mau menjadi
investor dengan nilai jutaan dolar. Beres sudah urusan transfer.
Ronald yang awalnya ngebet agar duitnya dibalikin, setelah
kena prospek Izzy, akhirnya mau menjadi investor pertama. Tapi, ente kudu
paham, buat kita yang duit seadanya, memang 300.000 dolar itu besar, tapi untuk
bisnis yang akan dipakai dari belahan dunia mana aja, itu tidak seberapa. Setelah
berdamai, uang Ronald tetap di rekening, mereka berusaha mencari calon investor
lain yang mana—belum ngeh banget dengan mata uang digital dan kekhawatiran ini bisnis
bodong.
Uang yang sempat mereka pegang, akhirnya harus diserahkan
kembali ke bapaknya Nick. Dari Nick, mereka dapat investor baru yang lumayan
gede ngasih dana. Ehlahdalah, malah komputernya Izzy diretas sama hacker suruhan
Phil. Saking hebatnya ini hacker, Izzy tidak bisa mencegah perpindahan dana
yang terjadi di depan matanya. Sampai saldonya 0. Uangnya Ronald ikut disikat.
Phil yang ingin melarikan diri gegara membunuh rekan sesama agen FBI yang tahu
dirinya bermain kotor, bak tersambar petir ketika tahu rekening dia dikosongin
sama si hacker. Benar-benar tidak tersisa. Dia sampai harus minjam uang ke
mantan istrinya.
Apakah serial ini hanya berkisah tentang upaya memulai bisnis
rintisan mata uang digital punya Izzy? Tentu saja tidak. Saya mulai dari Nick.
Dia ini selalu merasa kecil hati karena bapak pacarnya tajir mlintir. Selalu
saja merasa dia tidak disukai karena tidak punya apa-apa. Hidup juga tinggal
bareng di rumah mewah yang menghadap laut milik pacarnya. Itu tekanan yang saya
rasa, pria-pria belum selevel sultan bisa rasakan. Pacarnya cantik, baik, dan
pengertian. Bapaknya aja yang nyebelin.
Ronald sempat berkonflik dengan dua anggota gangsternya,
yang merasa Ronald terlalu murah hati dan gampang memaafkan. Sebagai gangster yang
harus bertahan hidup dari rongrongan gangster saingan yang lebih dimanja
Amerika, yaitu gangster orang-orang Kuba, kejam adalah koentji. Ronald juga
setengah mati memahamkan agar putra sulungnya tidak ikut-ikutan sok jago karena
lawan mereka juga bersenjata dan tidak takut mati. Baku tembak adalah sebuah
hal yang mereka harus siap hadapi kapan saja.
Izzy adalah anak sulung yang di mata ibunya terlalu rebel.
Susah untuk dipahami, terlalu tomboi, beda sekali dengan adiknya yang tampak
normal, punya pacar tampan dan baik. Izzy ini tipe mengingatkan saya dengan karakter
unik Lisbeth Salander (Rooney Mara) di film The Girl with the Dragon Tattoo dan
Cameron Howe (Mackenzie Davis) di serial Halt and Catch Fire. Izzy sibuk dengan
perangkat komputernya yang membuat tagihan listrik melonjak tiap bulan, bahkan
sampai sering jeglek. Jelas bikin ibunya ngomel secara Izzy kan belum punya
penghasilan tetap. Apalagi, sudah umur sekian, masih juga jomblo sementara
adiknya sudah mau melepas masa lajang. Kenapa emak-emak di negara berkembang
pada punya kegelisahan yang sama terhadap anak gadis yang lama melajang?
Perpaduan tiga karakter beda negara di serial StartUp adalah kombinasi yang tidak hanya merepresentasikan sebuah keragaman lintas ras di sebuah negara adidaya, tapi juga bahwa untuk membuat sebuah kerajaan bisnis, selain perkara modal yang mumpuni, juga adalah saling pengertian dan menerima kekurangan masing-masing. Kultur kapitalis Amerika yang bersinggungan dengan kultur gangster Haiti, disempurnakan dengan teknologi terkini dari seorang perempuan Kuba berotak genius, merupakan kunci untuk mengakses kekayaan material di dunia ini.