Se7en (1995); Si Pembunuh Berantai dan 7 Dosa Mematikan

 


 

Agak jarang-jarang saya mau nonton film yang cukup lawas, bahkan saya masih kelas 5 SD sewaktu tayang pertama kali di bioskop. Saya masih piyik, Brad Pitt udah mas-mas ganteng. Morgan Freeman sudah tua dari dulu. Gwyneth Paltrow masih tergolong baru di dunia akting, film baru beberapa.

Se7en menduduki peringkat 20 Top Rated Movies versi IMDB, dengan rating 8,6, yang artinya, ente kudu nonton supaya tahu kenapa orang pada suka. Film ini disebut sebagai salah satu film dark yang sukses. Beberapa aktor menolak menjadi pemeran utama ya karena alasan itu tadi. Takut penonton kebawa-bawa kali ya. Keputusan Brad dan Morgan menerima tawaran tim kasting sama sekali tidak salah. Sebagai bukan penggemar film pembunuhan sadis, saya harus mengakui, segala hal dalam film ini, digarap secara baik. Merinding itu bukan karena saya dikagetkan dengan sesuatu yang muncul tiba-tiba. Ketika kamera akan menyorot si korban keganasan pembunuh berantai yang pertama kali, udah ruangan itu gelap, banyak kecoak, suram, feeling saya mengatakan, ini pasti sangat buruk. Akhirnya memang tiap ada gelagat kamera mau menyorot mayat atau orang nyaris mati—pandangan saya langsung pindah dari tengah layar ke merek laptop. Tapi kan masalahnya, dalam dialog masih ada pembahasan kondisi si mayat kan ya. Ya, mau bagaimana lagi.   

Sebelum saya bahas tentang filmnya, saya buka sedikit tentang 7 Dosa Mematikan. Bagi umat Islam, ini adalah sesuatu yang asing. Ini berasal dari agama Kristen. Ada banyak sekali referensi yang menjelaskan panjang lebar, tidak akan saya bahas karena saya malas riset. Kenapa ini lebih populer ketimbang yang positif, semisal, 7 Kebajikan Utama (7 Heavenly Virtues). Ente lihat aja dah di kehidupan sekarang, manusia lebih tertarik sama hal positif apa negatif? Negatif kan? Kalau membahas yang positif itu kesannya sok suci.

Nah, 7 Dosa Mematikan ini konon dikaitkan dengan 8 Pemikiran Setan yang dirumuskan seorang biarawan Yunani bernama Evagrius Ponticus, yaitu: kerakusan, percabulan, keserakahan, kesedihan, murka, kekecewaan, membual, dan kesombongan. Ketika dibawa ke Kristen di Barat, dalam penerjemahannya berubah menjadi: kerakusan, nafsu, keserakahan, kesedihan, murka, kemalasan, kesombongan, kebanggaan. Dalam perkembangannya, jadilah 7 saja, yaitu    

Lust, Gluttony, Greed, Sloth, Wrath, Envy, Pride

Nafsu, Kerakusan, Keserakahan, Kemalasan, Kemarahan, Iri hati, Kebanggaan

Si pembunuh berantai yang beraksi di film Se7en, bisa dikatakan semacam terpengaruh oleh karya dari Dante berjudul Purgatory. Jangan minta saya meringkas apa isi dari karya tersebut. Si pembunuh berantai ini adalah seorang penyuka karya sastra sehingga ingin membuat sebuah mahakarya dengan—istilah sekarang—pansos kepada Dante—dan membuat orang hidup dalam ketakutan dan polisi jatuh bangun mengungkapkannya.

Detektif Somerset menjelang masa pensiunnya, ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Lalu dia didampingi Detektif Mills (Brad Pitt) yang merupakan detektif baru mutasi dari kota lain. Kalau Somerset jomlo sampai tua, Mills punya istri.

Somerset awalnya kurang welcome dengan kehadiran anak muda bau kencur macam Mills. Senior, Bro, senior! Malahan Mills jadi semacam disuruh-suruh melakukan hal yang di luar investigasi.

Si pembunuh berantai yang membuat keresahan di masyarakat ini memang jejaknya susah betul diendus. Tidak ada sidik jari di TKP, tidak ada hal kecil yang ditemukan detektif bisa merujuk kepada seseorang. Jadi wajar, Mills tidak sadar ketika orang itu pernah berada di dekatnya. Korban-korbannya disiksa secara kejam, ada yang anggota tubuhnya dimutilasi, ada yang diikat selama berbulan-bulan, ada yang dicekoki obat-obatan. Sakit jiwanya udah nggak ketulungan. Memang tidak ada adegan ketika si pelaku melakukan aksinya. Tapi hasil dari perbuatannya sudah bikin ngilu. Bagaimana ada mungkin sekejam itu? Dan, jangan berharap bahwa kita dapat penjelasan terlalu banyak tentang latar belakang pelakunya. Sengaja dibiarkan penuh tanda tanya. Begitu pula alasan si pelaku memilih si A atau si B untuk melambangkan dosa ini atau itu. Bisa dibilang, kalau mau tahu jawabannya, mungkin ya, mungkin harus membaca sekian banyak buku catatan si pelaku yang ditumpuk di dalam apartemennya. Yang kalau menurut perhitungan Somerset, butuh dua bulan untuk tahu isinya, mungkin itulah isi otak si pelaku.

Amerika Serikat punya banyak sekali pembunuh berantai. Ada Rodney Alcala, Ted Bundy, Samuel Little, Harpe Brother, Felipe Spinosa, dan sebagainya yang tertangkap, atau bahkan yang sampai sekarang itu masih menjadi kasus tak terpecahkan, mungkin pelakunya sudah beranak-cucu, lalu dia berkata kepada cucu—atau cicitnya, “Cuk—eh—Cu, Kakek ini adalah si Zodiac Killer.” Zodiac Killer adalah sedikit dari sosok pembunuh berantai yang kisahnya menjadi bagian kultur pop, dengan diadaptasi menjadi film, serial TV, maupun karya sastra. Pelakunya diingat karena kekejamannya.

7 Dosa Mematikan, bagaimanapun juga, memang hanya cocoknya diaplikasikan ke masyarakat dengan berbasis agama Kristen, walaupun itu sebenarnya perbuatan yang juga berlaku untuk penganut agama mana saja. Itu sangat umum. Coba introspeksi diri, dari 7 hal itu, mana yang tidak ada dalam diri ente. Pasti ada semua, ngga usah sok suci ente. Tuh kan. Islam punya list dosa yang jauh lebih detail. Ini dosa kecil, itu dosa besar. Ini hukuman untuk dosa besar, ini hukuman untuk dosa kecil. Film Se7en menurut saya termasuk religius, karena kalau dirunut kan akhirnya menuju kepada ajaran Katolik. Pertanyaan saya, mengapa kita masih sangat jarang membuat film dengan ada ajaran agama Islam di dalamnya tanpa harus selalu memperlihatkan masjid, ustaz, baju koko, kaligrafi, dan sebagainya? Atau ketika mau berkata harus diawali, “Qola Rasulullah …” Kan tidak mungkin sehari-hari seperti itu.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال