Agak jarang-jarang saya mau nonton film yang cukup lawas, bahkan
saya masih kelas 5 SD sewaktu tayang pertama kali di bioskop. Saya masih piyik,
Brad Pitt udah mas-mas ganteng. Morgan Freeman sudah tua dari dulu. Gwyneth
Paltrow masih tergolong baru di dunia akting, film baru beberapa.
Se7en menduduki peringkat 20 Top Rated Movies versi IMDB,
dengan rating 8,6, yang artinya, ente kudu nonton supaya tahu kenapa orang pada
suka. Film ini disebut sebagai salah satu film dark yang sukses. Beberapa aktor
menolak menjadi pemeran utama ya karena alasan itu tadi. Takut penonton
kebawa-bawa kali ya. Keputusan Brad dan Morgan menerima tawaran tim kasting sama
sekali tidak salah. Sebagai bukan penggemar film pembunuhan sadis, saya harus
mengakui, segala hal dalam film ini, digarap secara baik. Merinding itu bukan
karena saya dikagetkan dengan sesuatu yang muncul tiba-tiba. Ketika kamera akan
menyorot si korban keganasan pembunuh berantai yang pertama kali, udah ruangan
itu gelap, banyak kecoak, suram, feeling saya mengatakan, ini pasti sangat
buruk. Akhirnya memang tiap ada gelagat kamera mau menyorot mayat atau orang
nyaris mati—pandangan saya langsung pindah dari tengah layar ke merek laptop.
Tapi kan masalahnya, dalam dialog masih ada pembahasan kondisi si mayat kan ya.
Ya, mau bagaimana lagi.
Sebelum saya bahas tentang filmnya, saya buka sedikit
tentang 7 Dosa Mematikan. Bagi umat Islam, ini adalah sesuatu yang asing. Ini
berasal dari agama Kristen. Ada banyak sekali referensi yang menjelaskan
panjang lebar, tidak akan saya bahas karena saya malas riset. Kenapa ini lebih
populer ketimbang yang positif, semisal, 7 Kebajikan Utama (7 Heavenly Virtues).
Ente lihat aja dah di kehidupan sekarang, manusia lebih tertarik sama hal
positif apa negatif? Negatif kan? Kalau membahas yang positif itu kesannya sok
suci.
Nah, 7 Dosa Mematikan ini konon dikaitkan dengan 8 Pemikiran
Setan yang dirumuskan seorang biarawan Yunani bernama Evagrius Ponticus, yaitu:
kerakusan, percabulan, keserakahan, kesedihan, murka, kekecewaan, membual, dan
kesombongan. Ketika dibawa ke Kristen di Barat, dalam penerjemahannya berubah
menjadi: kerakusan, nafsu, keserakahan, kesedihan, murka, kemalasan,
kesombongan, kebanggaan. Dalam perkembangannya, jadilah 7 saja, yaitu
Lust, Gluttony, Greed, Sloth, Wrath, Envy, Pride
Nafsu, Kerakusan, Keserakahan, Kemalasan, Kemarahan, Iri
hati, Kebanggaan
Si pembunuh berantai yang beraksi di film Se7en, bisa
dikatakan semacam terpengaruh oleh karya dari Dante berjudul Purgatory. Jangan minta
saya meringkas apa isi dari karya tersebut. Si pembunuh berantai ini adalah
seorang penyuka karya sastra sehingga ingin membuat sebuah mahakarya dengan—istilah
sekarang—pansos kepada Dante—dan membuat orang hidup dalam ketakutan dan polisi
jatuh bangun mengungkapkannya.
Detektif Somerset menjelang masa pensiunnya, ditugaskan
untuk menyelidiki kasus ini. Lalu dia didampingi Detektif Mills (Brad Pitt)
yang merupakan detektif baru mutasi dari kota lain. Kalau Somerset jomlo sampai
tua, Mills punya istri.
Somerset awalnya kurang welcome dengan kehadiran anak muda
bau kencur macam Mills. Senior, Bro, senior! Malahan Mills jadi semacam
disuruh-suruh melakukan hal yang di luar investigasi.
Si pembunuh berantai yang membuat keresahan di masyarakat
ini memang jejaknya susah betul diendus. Tidak ada sidik jari di TKP, tidak ada
hal kecil yang ditemukan detektif bisa merujuk kepada seseorang. Jadi wajar,
Mills tidak sadar ketika orang itu pernah berada di dekatnya. Korban-korbannya
disiksa secara kejam, ada yang anggota tubuhnya dimutilasi, ada yang diikat
selama berbulan-bulan, ada yang dicekoki obat-obatan. Sakit jiwanya udah nggak
ketulungan. Memang tidak ada adegan ketika si pelaku melakukan aksinya. Tapi
hasil dari perbuatannya sudah bikin ngilu. Bagaimana ada mungkin sekejam itu?
Dan, jangan berharap bahwa kita dapat penjelasan terlalu banyak tentang latar
belakang pelakunya. Sengaja dibiarkan penuh tanda tanya. Begitu pula alasan si
pelaku memilih si A atau si B untuk melambangkan dosa ini atau itu. Bisa
dibilang, kalau mau tahu jawabannya, mungkin ya, mungkin harus membaca sekian
banyak buku catatan si pelaku yang ditumpuk di dalam apartemennya. Yang kalau
menurut perhitungan Somerset, butuh dua bulan untuk tahu isinya, mungkin itulah
isi otak si pelaku.
Amerika Serikat punya banyak sekali pembunuh berantai. Ada Rodney
Alcala, Ted Bundy, Samuel Little, Harpe Brother, Felipe Spinosa, dan sebagainya
yang tertangkap, atau bahkan yang sampai sekarang itu masih menjadi kasus tak terpecahkan,
mungkin pelakunya sudah beranak-cucu, lalu dia berkata kepada cucu—atau cicitnya,
“Cuk—eh—Cu, Kakek ini adalah si Zodiac Killer.” Zodiac Killer adalah sedikit
dari sosok pembunuh berantai yang kisahnya menjadi bagian kultur pop, dengan
diadaptasi menjadi film, serial TV, maupun karya sastra. Pelakunya diingat
karena kekejamannya.
7 Dosa Mematikan, bagaimanapun juga, memang hanya cocoknya diaplikasikan
ke masyarakat dengan berbasis agama Kristen, walaupun itu sebenarnya perbuatan
yang juga berlaku untuk penganut agama mana saja. Itu sangat umum. Coba introspeksi
diri, dari 7 hal itu, mana yang tidak ada dalam diri ente. Pasti ada semua,
ngga usah sok suci ente. Tuh kan. Islam punya list dosa yang jauh lebih detail.
Ini dosa kecil, itu dosa besar. Ini hukuman untuk dosa besar, ini hukuman untuk
dosa kecil. Film Se7en menurut saya termasuk religius, karena kalau dirunut kan
akhirnya menuju kepada ajaran Katolik. Pertanyaan saya, mengapa kita masih
sangat jarang membuat film dengan ada ajaran agama Islam di dalamnya tanpa
harus selalu memperlihatkan masjid, ustaz, baju koko, kaligrafi, dan sebagainya?
Atau ketika mau berkata harus diawali, “Qola Rasulullah …” Kan tidak mungkin
sehari-hari seperti itu.