Saya termasuk yang tidak pernah “diizinkan” melihat satu pun makhluk gaib. Padahal, saya merasa orang yang termasuk berani. Saya suka banget denger cerita-cerita horor. Saya suka dengerin podcastnya Podcast Malam Kliwon, Kisah Tanah Jawa, Scary Things, Nessi Judge, Paranormal Experience-nya Raditya Dika, Sara Wijayanto, atau apalah itu yang intinya hendak semakin memperjelas keberadaan makhluk-makhluk ini. Mungkin kalau ketemu, saya bakal depresi kali ya, jadi mending nggak usah lihat sama sekali. Itu prasangka baik saya.
Saya mau bahas buku yang saya baru beli dan dalam satu malam
sudah selesai dibaca. Tapi sebelum itu, izinkan akuuuuuu sedikit memberi
pengantar kenapa saya yang notabene tidak pernah beli buku sejak tahun 2019
mungkin, lalu mau beli buku ini.
Sekitar beberapa bulan sebelum penghujung tahun 2021, saya
pernah kenal dengan seseorang yang belakangan dia mengaku indigo. Di pertemuan
pertama, kami hanya membicarakan kerjaan, di pertemuan kedua, sekitar beberapa
hari kemudian dia mulai semacam ingin menunjukkan bahwa dia indigo. Saya tidak
tahu seberapa dia tahu tentang saya, tapi dia menyebutkan beberapa “kata kunci”
yang membuat saya tersentak, dan untuk pertama kalinya saya bertemu orang yang
bisa membaca pikiran. Ini rupanya ada penjelasan di dalam buku proses kerjanya.
Tanpa saya harus cerita dia tahu. Saya merasa insecure. Pertama dia orang
asing. Kedua, dia laki-laki. Saya nggak caranya supaya dia berhenti mengorek
informasi dari diri saya. FYI, mulut saya diam lho.
Dia juga bilang—mungkin dia pun tahu saya into
hal-hal mistik—kalau saya punya khodam. Tidak hanya satu, tapi TIGA, Sodara.
Dua wujudnya manusia, satu macan—putih kalau nggak salah ingat. Saya dan tiga
khodam. Kalau dipikir lagi, saya ini kan bukan orang penting, punya ambisi
menguasai dunia juga tidak, lalu tidak makhluk ini mau apa? Apa mereka tidak
punya hal lebih bermanfaat untuk dilakukan?
Nah si orang ini bilang, khodam ini dari pihak kakek yang
punya garis keturunan datuk. Eh pas saya tanya ke bapak saya, kagak ada tuh
keturunan begituan. Cuma petani yang merantau. Kan saya jelas lebih percaya
bapak saya, lah. Salah info ente, Bro. Ada juga khodam yang dikirim orang tua
saja buat jaga saya karena saya “nakal”. Iya, kalau soal nakalnya memang bener,
tapi orang tua saya nggak bakalan mau melakukan yang di luar syariat biar saya
aman. Itu belum termasuk soal “kiriman” dari orang yang tidak suka sama saya.
Yang kemudian membuat saya tersenyum masam kepada orang ini
adalah ketika di waktu salat Jumat, orang ini bukannya ke masjid, malah terus
saja ngobrol sama saya dan bilang salatnya di Makkah. Dan kayaknya itu momen logis
saja jalan. Ini orang syariatnya berantakan. Meskipun saya sudah masa bodoh
sama orang ini, saya tetap percaya soal khodam ini. Walaupun tidak ada buktinya.
Lalu dari Youtube, saya pun sampai ke kanal Muhammad Faizar
Official. Dia ini seorang perukiah asal Banyumas. Dia ini lulusan Ponpes Gontor
dan berguru ke beberapa alumni Gontor dalam hal rukiah. Di kanalnya ada banyak
dokumentasi yang tidak hanya soal pembersihan makhluk gaib dari tubuh pasiennya,
tapi juga mengulas media-media yang digunakan untuk klinik. Bagi yang suka
dengan hal-hal paranormal beginian, pastilah tertarik. Saya nonton beberapa
videonya. Yang terakhir itu saya nonton adalah video yang seputar orang indigo.
Belakangan ini, orang dengan kemampuan indigo adalah target
industri hiburan yang menjanjikan. Walaupun kalau ditelaah lagi, mereka itu
pasti tidak sepenuhnya menikmati kelebihan mampu melihat makhluk astral. Mereka
datang ke tempat-tempat dengan kesan angker, melihat ke sekeliling, menjadi
medium hingga berbicara atas nama si makhluk (entah mereka bicara benar atau
salah ya). Dan kalau belum tahu, beberapa orang yang menyediakan tubuhnya
sebagai medium, akan merasakan efek buruk di tubuh mereka. Semua itu ada
risikonya. Tapi di sisi lain, semua itu ada cuannya.
Saya paham bisnis adalah bisnis. Tapi berkaitan dengan buku
Rahasia Indigo, ada sudut pandang lain yang perlu diperhatikan masyarakat awam
dengan risiko senang mendalami dunia klenik ingin disampaikan penulis melalui
karyanya. Apa? Akidahmu itu lho. Kita kadang saking terhanyutnya dengan kemasan
tayangan mistis sebegitu menariknya, sinematis, dramatis, bisa jadi malah
keasyikan dan lalai soal hal gaib yang seharusnya. Agama mengajarkan kita untuk
percaya pada yang gaib, tapi bukan soal kunti, tuy-tuy, poci, dll. Tapi bahwa
yang gaib itu Tuhan, takdir, al-Quran, dan Hari Kiamat. Ke situ arahnya. Ini
tentunya akan jadi berbenturan dengan gaib yang dimunculkan dalam dunia
hiburan. Kalau percaya takdir, untuk apa pakai jimat, untuk apa susuk, untuk
apa pelihara khodam kalau ada yang Maha Melindungi? Ini dibahas dalam Bab 2 Potensi Gaib Manusia.
Setelah di bab sebelumnya diberi judul Rahasia Anak Indigo, secara garis besar
sebagai pengenalan awal mula indigo hingga 10 Kemampuan Indigo.
Indigo yang banyak dibicarakan sekarang, semakin menyempit
hanya seputar manusia + interaksi dengan makhluk astral. Mau genius kayak apa
pun juga, itu tidak akan bisa disebut indigo. Karena begitu seseorang disebut
indigo, yang terdeskripsi dalam otak kita adalah: orang ini punya relasi dengan
dimensi lain, yang mengerucut ke dimensi makhluk astral. UFO di sini tidak
termasuk. Penduduk Planet Mars juga tidak.
Bab 2 menurut saya adalah semacam pengingat kita untuk
mengembalikan percaya kepada yang gaib itu ke posisi yang benar. Bagaimana Umar
bin Khathab itu bisa melihat kejadian masa depan atau yang jaraknya begitu
jauh. Atau bahkan Rasulullah yang bisa menembus batas langit dan bumi dalam
satu malam. Atau past pernah dengan tentang kisah Nabi Khidir. Itu adalah
kemampuan yang tidak pernah mungkin bisa dilakukan manusia yang disebut indigo.
Bisakah Rasulullah disebut indigo? Sepertinya jabatan sebagai Rasul Allah jauh
berada di atas itu.
Bab 2 sangat panjang. Penulis menjabarkan tentang firasat,
intuisi, ilham, bisikan batin, kasyaf (penyingkapan), mimpi, dan potensi menembus
ruang dang waktu. Semuanya dari sudut pandang Islam dan juga pendapat para
ulama. Artinya apa, perkara interaksi dengan dimensi lain bukan hal baru. Ada
yang benar, ada yang sesat. Yang benar itu dari sumber yang benar hingga
hasilnya pun benar. Yang sumbernya tidak dapat dipercaya, hasilnya pun banyak
sesatnya.
Anak indigo bukan tidak ada di zaman Rasul. Rasul dalam
sebuah hadits pernah diceritakan berhadapan dengan anak indigo yang bisa
melihat kerajaan iblis yang dikelilingi ular. Ngomong-ngomong saya belum pernah
dapat jawaban meyakinkan kenapa iblis itu selalu dikaitkan dengan ular. Kenapa
bukan harimau yang garang, kuda yang larinya cepat, bukan burung elang, bukan
hamster biar imut, bukan kura-kura yang umurnya panjang. Bukan babi yang haram.
Kenapa sama makhluk yang panjang dan tidak berkaki? Apa istimewanya ular di
mata iblis?
Anak indigo yang pernah ditemui Rasul namanya Ibnu Shayyad.
Dia ini berada 12 bulan di kandungan, sewaktu lahir satu matanya buta dan
pusarnya sudah terpotong, mampu membaca pikiran orang, dan bisa melihat
kerajaan iblis di samudra, ujung-ujungnya ingin diakui sebagai nabi. Orang awam
dan termasuk saya, reaksinya berbeda dari Rasul yang soal beginian sudah
langsung dari Tuhan dan murni. Beliau tahu bahwa apa yang dikatakan anak ini
memang sesuatu yang di atas normal, tapi sudah bercampur kebatilan. Penulis
menyebutkan istilah kahin atau fenomena mampu mengetahui masa depan. Final
Destination itu mengambil idenya dari sini. Masalahnya, sumber informasinya
bisa dibilang untrusted. Jin. Kita tahu bahwa jin itu merupakan makhluk dengan
job desk mengganggu manusia. Apa pernah dengar jin membawa manusia agar lebih
dekat ke Tuhan dan memperdalam ilmu agama kepada banyak guru dan tidak usah
kepo sama dunia astral? Belum pernah dengar sih ada yang begitu. Mereka ini pada
dasarnya adalah energi yang mampu membaca energi manusia. Apa yang manusia pikirkan,
apa yang manusia takutkan, apa yang manusia alami. Dia bisa merasa di atas
angin di depan manusia yang mentalnya rapuh atau unstable. Wah orang ini bisa diganggu.
Salah satu yang sangat kita ingat dari Umar bin Khathab adalah bagaimana setan
sangat takut kepadanya, sampai tidak mau ketemu muka. Kok bisa? Serial killer belum
tentu ditakuti setan lho. Rupanya, ketaatan kepada Tuhan jawabannya.
Selain kahin, ada juga ‘arraf atau kemampuan mengetahui
berbagai perkara. Biasanya orang datang ke dukun untuk nyari barang hilang.
Kalau dipikir-pikir ya, kalau memang orang dengan kemampuan ini bisa dipercaya,
kenapa polisi tidak menggunakan jasa mereka untuk melacak keberadaan Edi Tansil
dan para buronan polisi, ataupun aktivis 98 yang hilang? Kenapa mereka tidak
direkrut demi membuat pemerintah mendapatkan kepercayaan rakyat?
Dua kemampuan ini memang dianugerahkan Tuhan kepada para Nabi,
Rasul, dan orang-orang pilihan. Di luar itu, setanlah yang bekerja
membisik-bisik. Dan dalam bisikan mereka sudah campur aduk dengan kebohongan.
Sementara manusia yang dibisiki tidak pernah bisa memfilter mana yang bohong.
Selain dari bisikan, mimpi dan penampakan juga menjadi cara yang dipilih setan
untuk menyampaikan kabar. Untuk setan kelas tinggi, mereka mampu hadir di
hadapan manusia dengan wujud manusia dan menebarkan pengaruhnya. Kalau yang masih
kelas bawah, memang hanya bisa muncul sekilas-sekilas mengingat itu butuh
kekuatan yang besar sebab mereka sedang dalam proses melawan kodrat sebagai
makhluk tak kasatmata.
Masuk ke bab 4 yang berjudul Meluruskan Pemahaman Manusia
Indigo. Dari bab-bab sebelumnya, penulis selalu membandingkan kemampuan metafisika
orang-orang pilihan Tuhan dengan orang-orang target setan untuk disesatkan. Dimulai
dari pernyataan: Indigo Bukan Karomah. Kelebihan di anak indigo tidak bisa disamakan
dengan karomah yang dimiliki wali Allah. Sangat jauh berbeda. Wali Allah pun ada
kriterianya yang kaitannya adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karomah
bukan seperti kelebihan supernatural yang pernah kita lihat dalam adegan-adegan
film.
Pernyataan kedua: Semakin Taat, Kemampuan Indigo Semakin
Tajam. Kalau pernah melihat sekte-sekte sesat agama, entah itu Islam maupun Kristen
(saya belum pernah melihat sekte sesat agama Hindu masalahnya), pemimpinnya itu
pasti berusaha semaksimal mungkin terlihat taat sekaligus menonjolkan
kelebihannya, seperti menyembuhkan penyakit yang mustahil sembuh secara medis.
Dari situlah dia mendapatkan pengikut. Dan jangan salah, pengikutnya tidak melulu
kalangan kelas bawah dan tidak berpendidikan. No. Gereja Satanik itu gerejanya
mewah lho. Orang-orangnya necis, kaya, berpengaruh. Para petingginya punya
akses dengan kalangan setan berkelas, bukan setan yang ecek-ecek yang dikasih
ayam cemani sama rokok udah mau bantu.
Terlihat taat kalau ujung-ujungnya bukan semakin mendekatkan
kepada Tuhan, yaitu sudah jelas arahnya ke mana. Sekilas terlihat mudah, tapi tipu
daya setan itu tidak sesederhana demikian. Kalau mereka gampangan, Nabi Adam
tidak bakal diusir dari surga. Setan ini haruslah diberi kekuatan yang imbang. Atau
mereka memakai berbagai manipulasi demi terlihat mereka hebat. Susah lho itu,
karena pegangan manusia beriman adalah: kita lebih mulia dari mereka. Tapi
berpegang pada prinsip dasar itu tidak gampang. Ditambah lagi, tontonan kita,
referensi bacaan, cerita-cerita dari mulut ke mulut sedikit banyak memengaruhi
rasa percaya diri kita. Saya termasuk yang memang mudah digoyahkan mengingat
betapa banyak saya terpapar dengan cerita-cerita horor. Makanya saya membaca
buku ini untuk mengembalikan potensi goyah iman.
Selanjutnya, pertanyaan: Mungkinkah Manusia Melihat Jin? Jika
pertanyaan ini dilontarkan di zaman Nabi Sulaiman, jawabannya iya. Kalau
sekarang, dengan teknologi editing visual, juga bisa. Tapi tidak semua orang
pintar memanipulasi sehingga ketika kita lihat dengan mata memicing, langsung
tahu kalau itu hanya teknik belaka.
Rasul pernah berdakwah di depan golongan jin. Secara logika,
saat itu mereka menjadi kasatmata. Atau entah dijadikan terlihat oleh Rasul.
Lalu turunlah surat al-Jinn. Saya belum pernah membaca secara lebih detail
ketika kejadian itu, bagaimana penggambaran bentuk mereka saat itu, apakah
dalam bentuk yang sebenarnya atau dalam bentuk yang bagus. Kalau ada yang punya
referensi, tolonglah saya dikasih.
Jin bisa melihat kita, kita belum tentu. Mereka bisa
merasakan kecemasan kita. Mereka bisa meminta banyak informasi tentang kita
dari jin qorin yang sejak lahir ada di sisi kita. Jadi tidaklah heran kalau si
teman saya tahu banyak informasi tanpa saya cerita apa pun. Dan perlu dicamkan,
si jin qorin belum tentu mengungkapkan semuanya secara detail. Makanya teman
saya masih bertanya ini dan itu yang membuat saya geleng-geleng. Bukan cuma saya
yang tukang ngarang cerita, si jin qorin ini jugaaaa. Namanya juga jin. Makanya
penting kita menanamkan dalam pikiran kalau mereka tidak bisa sepenuhnya
dipercaya aka tidak usah sama sekali didengarkan. Itu poin yang ingin penulis
sampaikan. Kalau pun mereka membisikkan sebuah bencana akan terjadi, toh kita
tidak bisa mencegah. Apa pentingnya informasi itu. Mereka pun untuk mencuri
informasi menanggung risiko disikat malaikat di langit sana.
Selain para nabi dan rasul, umat Nabi Sulaiman, orang-orang
yang disebut bisa melihat bangsa jin adalah tukang sihir senior. Yang junior
sabar ya, kalian kan perlu banyak belajar. Ada juga korban penculikan jin,
korban sihir yang sudah lama, dan yang ditarget menjadi tumbal.
Ada hal lain yang cukup baru heboh di pemberitaan dan diulas
juga oleh penulis, yaitu boneka arwah. Saya sendiri juga tidak habis pikir
dengan orang yang bisa-bisanya memiliki boneka arwah. Bonekanya sih oke,
arwahnya itu bikin banyak pertanyaan dalam benak saya. Arwah macam apa yang ada
di dalam boneka itu sebenarnya? Apa fungsinya? Bagaimana bisa ada arwah disetting
hingga berada dalam sebuah boneka? Apa kabar dengan alam mereka yang kita
yakini? Apa bisa keluar masuk sesukanya dan berdampingan dengan manusia?
Bukanlah justru mereka patut dikasihani karena tidak berada di alam yang tepat
untuk mereka? Makanan mereka tidak cocok dengan makanan kita. Mereka mungkin
arwah zaman tahun 7 Masehi yang makanannya beda dan harus makan ayam geprek level
17. Kenapa mereka justru ditahan di dunia ini bukannya dibantu agar kembali ke
alamnya saja?
Bab 5 adalah Ruqyah dan Indigo. Saya dulu pernah ikut
semacam kajian rukiah yang pertemuannya tiap 2 minggu sekali. Hanya kajian
dengan anggota mungkin 20 orang. Ada teori, ada praktiknya juga. Bab ini lebih
kepada metode rukiah. Ayat-ayat yang dibacakan ketika melakukan rukiah ternyata
sangat banyak, bukan hanya Ayat Kursi, al-Fatihah, dan 3 surat terakhir. Tapi,
tidak semua orang bisa merukiah untuk pembersihan. Pernah dengar ketika ada
orang kesurupan, terus ada yang membacakan Ayat Kursi dan ternyata entitas yang
merasuki malah mengajari orang ini Ayat Kursi yang benar? Apa nggak malu banget
tuh? Dalam satu video dengan Dede Inoen, penulis pernah mengatakan bahwa ayat
al-Qur’an itu bukan sebatas dihafalkan saja, tapi dipahami maknanya. Itu yang
baru bisa jadi senjata tak terkalahkan. Sementara kita kebanyakan, sebatas tahu
kalau Al-Baqarah ayat 255 itu untuk mengusir makhluk halus. Makanya, jangan cuma
banyak ibadah tapi tidak diperdalam. Karena setan juga tetap bisa mengganggu
orang salat.
Secara keseluruhan, buku ini memberikan informasi dari sudut
pandang Islam yang sangat banyak mengenai dunia astral dan anak indigo. Supaya
kita mulai mengonsep ulang tentang cara pandang kepada anak indigo. Dan apakah
mereka ini memang melihat atau hanya berhalusinasi dan butuh dibawa ke
psikolog?
Oh ya, sekalian saya mau mengucapkan Selamat Iduladha 1443 H.