Rahasia Indigo (Arsyada Yadaka Indonesia, 2022)


Saya termasuk yang tidak pernah “diizinkan” melihat satu pun makhluk gaib. Padahal, saya merasa orang yang termasuk berani. Saya suka banget denger cerita-cerita horor. Saya suka dengerin podcastnya Podcast Malam Kliwon, Kisah Tanah Jawa, Scary Things, Nessi Judge, Paranormal Experience-nya Raditya Dika, Sara Wijayanto, atau apalah itu yang intinya hendak semakin memperjelas keberadaan makhluk-makhluk ini. Mungkin kalau ketemu, saya bakal depresi kali ya, jadi mending nggak usah lihat sama sekali. Itu prasangka baik saya.

Saya mau bahas buku yang saya baru beli dan dalam satu malam sudah selesai dibaca. Tapi sebelum itu, izinkan akuuuuuu sedikit memberi pengantar kenapa saya yang notabene tidak pernah beli buku sejak tahun 2019 mungkin, lalu mau beli buku ini.

Sekitar beberapa bulan sebelum penghujung tahun 2021, saya pernah kenal dengan seseorang yang belakangan dia mengaku indigo. Di pertemuan pertama, kami hanya membicarakan kerjaan, di pertemuan kedua, sekitar beberapa hari kemudian dia mulai semacam ingin menunjukkan bahwa dia indigo. Saya tidak tahu seberapa dia tahu tentang saya, tapi dia menyebutkan beberapa “kata kunci” yang membuat saya tersentak, dan untuk pertama kalinya saya bertemu orang yang bisa membaca pikiran. Ini rupanya ada penjelasan di dalam buku proses kerjanya. Tanpa saya harus cerita dia tahu. Saya merasa insecure. Pertama dia orang asing. Kedua, dia laki-laki. Saya nggak caranya supaya dia berhenti mengorek informasi dari diri saya. FYI, mulut saya diam lho.

Dia juga bilang—mungkin dia pun tahu saya into hal-hal mistik—kalau saya punya khodam. Tidak hanya satu, tapi TIGA, Sodara. Dua wujudnya manusia, satu macan—putih kalau nggak salah ingat. Saya dan tiga khodam. Kalau dipikir lagi, saya ini kan bukan orang penting, punya ambisi menguasai dunia juga tidak, lalu tidak makhluk ini mau apa? Apa mereka tidak punya hal lebih bermanfaat untuk dilakukan?

Nah si orang ini bilang, khodam ini dari pihak kakek yang punya garis keturunan datuk. Eh pas saya tanya ke bapak saya, kagak ada tuh keturunan begituan. Cuma petani yang merantau. Kan saya jelas lebih percaya bapak saya, lah. Salah info ente, Bro. Ada juga khodam yang dikirim orang tua saja buat jaga saya karena saya “nakal”. Iya, kalau soal nakalnya memang bener, tapi orang tua saya nggak bakalan mau melakukan yang di luar syariat biar saya aman. Itu belum termasuk soal “kiriman” dari orang yang tidak suka sama saya.

Yang kemudian membuat saya tersenyum masam kepada orang ini adalah ketika di waktu salat Jumat, orang ini bukannya ke masjid, malah terus saja ngobrol sama saya dan bilang salatnya di Makkah. Dan kayaknya itu momen logis saja jalan. Ini orang syariatnya berantakan. Meskipun saya sudah masa bodoh sama orang ini, saya tetap percaya soal khodam ini. Walaupun tidak ada buktinya.

Lalu dari Youtube, saya pun sampai ke kanal Muhammad Faizar Official. Dia ini seorang perukiah asal Banyumas. Dia ini lulusan Ponpes Gontor dan berguru ke beberapa alumni Gontor dalam hal rukiah. Di kanalnya ada banyak dokumentasi yang tidak hanya soal pembersihan makhluk gaib dari tubuh pasiennya, tapi juga mengulas media-media yang digunakan untuk klinik. Bagi yang suka dengan hal-hal paranormal beginian, pastilah tertarik. Saya nonton beberapa videonya. Yang terakhir itu saya nonton adalah video yang seputar orang indigo.

Belakangan ini, orang dengan kemampuan indigo adalah target industri hiburan yang menjanjikan. Walaupun kalau ditelaah lagi, mereka itu pasti tidak sepenuhnya menikmati kelebihan mampu melihat makhluk astral. Mereka datang ke tempat-tempat dengan kesan angker, melihat ke sekeliling, menjadi medium hingga berbicara atas nama si makhluk (entah mereka bicara benar atau salah ya). Dan kalau belum tahu, beberapa orang yang menyediakan tubuhnya sebagai medium, akan merasakan efek buruk di tubuh mereka. Semua itu ada risikonya. Tapi di sisi lain, semua itu ada cuannya.

Saya paham bisnis adalah bisnis. Tapi berkaitan dengan buku Rahasia Indigo, ada sudut pandang lain yang perlu diperhatikan masyarakat awam dengan risiko senang mendalami dunia klenik ingin disampaikan penulis melalui karyanya. Apa? Akidahmu itu lho. Kita kadang saking terhanyutnya dengan kemasan tayangan mistis sebegitu menariknya, sinematis, dramatis, bisa jadi malah keasyikan dan lalai soal hal gaib yang seharusnya. Agama mengajarkan kita untuk percaya pada yang gaib, tapi bukan soal kunti, tuy-tuy, poci, dll. Tapi bahwa yang gaib itu Tuhan, takdir, al-Quran, dan Hari Kiamat. Ke situ arahnya. Ini tentunya akan jadi berbenturan dengan gaib yang dimunculkan dalam dunia hiburan. Kalau percaya takdir, untuk apa pakai jimat, untuk apa susuk, untuk apa pelihara khodam kalau ada yang Maha Melindungi?  Ini dibahas dalam Bab 2 Potensi Gaib Manusia. Setelah di bab sebelumnya diberi judul Rahasia Anak Indigo, secara garis besar sebagai pengenalan awal mula indigo hingga 10 Kemampuan Indigo.

Indigo yang banyak dibicarakan sekarang, semakin menyempit hanya seputar manusia + interaksi dengan makhluk astral. Mau genius kayak apa pun juga, itu tidak akan bisa disebut indigo. Karena begitu seseorang disebut indigo, yang terdeskripsi dalam otak kita adalah: orang ini punya relasi dengan dimensi lain, yang mengerucut ke dimensi makhluk astral. UFO di sini tidak termasuk. Penduduk Planet Mars juga tidak.

Bab 2 menurut saya adalah semacam pengingat kita untuk mengembalikan percaya kepada yang gaib itu ke posisi yang benar. Bagaimana Umar bin Khathab itu bisa melihat kejadian masa depan atau yang jaraknya begitu jauh. Atau bahkan Rasulullah yang bisa menembus batas langit dan bumi dalam satu malam. Atau past pernah dengan tentang kisah Nabi Khidir. Itu adalah kemampuan yang tidak pernah mungkin bisa dilakukan manusia yang disebut indigo. Bisakah Rasulullah disebut indigo? Sepertinya jabatan sebagai Rasul Allah jauh berada di atas itu.

Bab 2 sangat panjang. Penulis menjabarkan tentang firasat, intuisi, ilham, bisikan batin, kasyaf (penyingkapan), mimpi, dan potensi menembus ruang dang waktu. Semuanya dari sudut pandang Islam dan juga pendapat para ulama. Artinya apa, perkara interaksi dengan dimensi lain bukan hal baru. Ada yang benar, ada yang sesat. Yang benar itu dari sumber yang benar hingga hasilnya pun benar. Yang sumbernya tidak dapat dipercaya, hasilnya pun banyak sesatnya.

Anak indigo bukan tidak ada di zaman Rasul. Rasul dalam sebuah hadits pernah diceritakan berhadapan dengan anak indigo yang bisa melihat kerajaan iblis yang dikelilingi ular. Ngomong-ngomong saya belum pernah dapat jawaban meyakinkan kenapa iblis itu selalu dikaitkan dengan ular. Kenapa bukan harimau yang garang, kuda yang larinya cepat, bukan burung elang, bukan hamster biar imut, bukan kura-kura yang umurnya panjang. Bukan babi yang haram. Kenapa sama makhluk yang panjang dan tidak berkaki? Apa istimewanya ular di mata iblis?

Anak indigo yang pernah ditemui Rasul namanya Ibnu Shayyad. Dia ini berada 12 bulan di kandungan, sewaktu lahir satu matanya buta dan pusarnya sudah terpotong, mampu membaca pikiran orang, dan bisa melihat kerajaan iblis di samudra, ujung-ujungnya ingin diakui sebagai nabi. Orang awam dan termasuk saya, reaksinya berbeda dari Rasul yang soal beginian sudah langsung dari Tuhan dan murni. Beliau tahu bahwa apa yang dikatakan anak ini memang sesuatu yang di atas normal, tapi sudah bercampur kebatilan. Penulis menyebutkan istilah kahin atau fenomena mampu mengetahui masa depan. Final Destination itu mengambil idenya dari sini. Masalahnya, sumber informasinya bisa dibilang untrusted. Jin. Kita tahu bahwa jin itu merupakan makhluk dengan job desk mengganggu manusia. Apa pernah dengar jin membawa manusia agar lebih dekat ke Tuhan dan memperdalam ilmu agama kepada banyak guru dan tidak usah kepo sama dunia astral? Belum pernah dengar sih ada yang begitu. Mereka ini pada dasarnya adalah energi yang mampu membaca energi manusia. Apa yang manusia pikirkan, apa yang manusia takutkan, apa yang manusia alami. Dia bisa merasa di atas angin di depan manusia yang mentalnya rapuh atau unstable. Wah orang ini bisa diganggu. Salah satu yang sangat kita ingat dari Umar bin Khathab adalah bagaimana setan sangat takut kepadanya, sampai tidak mau ketemu muka. Kok bisa? Serial killer belum tentu ditakuti setan lho. Rupanya, ketaatan kepada Tuhan jawabannya.

Selain kahin, ada juga ‘arraf atau kemampuan mengetahui berbagai perkara. Biasanya orang datang ke dukun untuk nyari barang hilang. Kalau dipikir-pikir ya, kalau memang orang dengan kemampuan ini bisa dipercaya, kenapa polisi tidak menggunakan jasa mereka untuk melacak keberadaan Edi Tansil dan para buronan polisi, ataupun aktivis 98 yang hilang? Kenapa mereka tidak direkrut demi membuat pemerintah mendapatkan kepercayaan rakyat?

Dua kemampuan ini memang dianugerahkan Tuhan kepada para Nabi, Rasul, dan orang-orang pilihan. Di luar itu, setanlah yang bekerja membisik-bisik. Dan dalam bisikan mereka sudah campur aduk dengan kebohongan. Sementara manusia yang dibisiki tidak pernah bisa memfilter mana yang bohong. Selain dari bisikan, mimpi dan penampakan juga menjadi cara yang dipilih setan untuk menyampaikan kabar. Untuk setan kelas tinggi, mereka mampu hadir di hadapan manusia dengan wujud manusia dan menebarkan pengaruhnya. Kalau yang masih kelas bawah, memang hanya bisa muncul sekilas-sekilas mengingat itu butuh kekuatan yang besar sebab mereka sedang dalam proses melawan kodrat sebagai makhluk tak kasatmata.

Masuk ke bab 4 yang berjudul Meluruskan Pemahaman Manusia Indigo. Dari bab-bab sebelumnya, penulis selalu membandingkan kemampuan metafisika orang-orang pilihan Tuhan dengan orang-orang target setan untuk disesatkan. Dimulai dari pernyataan: Indigo Bukan Karomah. Kelebihan di anak indigo tidak bisa disamakan dengan karomah yang dimiliki wali Allah. Sangat jauh berbeda. Wali Allah pun ada kriterianya yang kaitannya adalah ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Karomah bukan seperti kelebihan supernatural yang pernah kita lihat dalam adegan-adegan film.

Pernyataan kedua: Semakin Taat, Kemampuan Indigo Semakin Tajam. Kalau pernah melihat sekte-sekte sesat agama, entah itu Islam maupun Kristen (saya belum pernah melihat sekte sesat agama Hindu masalahnya), pemimpinnya itu pasti berusaha semaksimal mungkin terlihat taat sekaligus menonjolkan kelebihannya, seperti menyembuhkan penyakit yang mustahil sembuh secara medis. Dari situlah dia mendapatkan pengikut. Dan jangan salah, pengikutnya tidak melulu kalangan kelas bawah dan tidak berpendidikan. No. Gereja Satanik itu gerejanya mewah lho. Orang-orangnya necis, kaya, berpengaruh. Para petingginya punya akses dengan kalangan setan berkelas, bukan setan yang ecek-ecek yang dikasih ayam cemani sama rokok udah mau bantu.

Terlihat taat kalau ujung-ujungnya bukan semakin mendekatkan kepada Tuhan, yaitu sudah jelas arahnya ke mana. Sekilas terlihat mudah, tapi tipu daya setan itu tidak sesederhana demikian. Kalau mereka gampangan, Nabi Adam tidak bakal diusir dari surga. Setan ini haruslah diberi kekuatan yang imbang. Atau mereka memakai berbagai manipulasi demi terlihat mereka hebat. Susah lho itu, karena pegangan manusia beriman adalah: kita lebih mulia dari mereka. Tapi berpegang pada prinsip dasar itu tidak gampang. Ditambah lagi, tontonan kita, referensi bacaan, cerita-cerita dari mulut ke mulut sedikit banyak memengaruhi rasa percaya diri kita. Saya termasuk yang memang mudah digoyahkan mengingat betapa banyak saya terpapar dengan cerita-cerita horor. Makanya saya membaca buku ini untuk mengembalikan potensi goyah iman.

Selanjutnya, pertanyaan: Mungkinkah Manusia Melihat Jin? Jika pertanyaan ini dilontarkan di zaman Nabi Sulaiman, jawabannya iya. Kalau sekarang, dengan teknologi editing visual, juga bisa. Tapi tidak semua orang pintar memanipulasi sehingga ketika kita lihat dengan mata memicing, langsung tahu kalau itu hanya teknik belaka.

Rasul pernah berdakwah di depan golongan jin. Secara logika, saat itu mereka menjadi kasatmata. Atau entah dijadikan terlihat oleh Rasul. Lalu turunlah surat al-Jinn. Saya belum pernah membaca secara lebih detail ketika kejadian itu, bagaimana penggambaran bentuk mereka saat itu, apakah dalam bentuk yang sebenarnya atau dalam bentuk yang bagus. Kalau ada yang punya referensi, tolonglah saya dikasih.

Jin bisa melihat kita, kita belum tentu. Mereka bisa merasakan kecemasan kita. Mereka bisa meminta banyak informasi tentang kita dari jin qorin yang sejak lahir ada di sisi kita. Jadi tidaklah heran kalau si teman saya tahu banyak informasi tanpa saya cerita apa pun. Dan perlu dicamkan, si jin qorin belum tentu mengungkapkan semuanya secara detail. Makanya teman saya masih bertanya ini dan itu yang membuat saya geleng-geleng. Bukan cuma saya yang tukang ngarang cerita, si jin qorin ini jugaaaa. Namanya juga jin. Makanya penting kita menanamkan dalam pikiran kalau mereka tidak bisa sepenuhnya dipercaya aka tidak usah sama sekali didengarkan. Itu poin yang ingin penulis sampaikan. Kalau pun mereka membisikkan sebuah bencana akan terjadi, toh kita tidak bisa mencegah. Apa pentingnya informasi itu. Mereka pun untuk mencuri informasi menanggung risiko disikat malaikat di langit sana.               

Selain para nabi dan rasul, umat Nabi Sulaiman, orang-orang yang disebut bisa melihat bangsa jin adalah tukang sihir senior. Yang junior sabar ya, kalian kan perlu banyak belajar. Ada juga korban penculikan jin, korban sihir yang sudah lama, dan yang ditarget menjadi tumbal.

Ada hal lain yang cukup baru heboh di pemberitaan dan diulas juga oleh penulis, yaitu boneka arwah. Saya sendiri juga tidak habis pikir dengan orang yang bisa-bisanya memiliki boneka arwah. Bonekanya sih oke, arwahnya itu bikin banyak pertanyaan dalam benak saya. Arwah macam apa yang ada di dalam boneka itu sebenarnya? Apa fungsinya? Bagaimana bisa ada arwah disetting hingga berada dalam sebuah boneka? Apa kabar dengan alam mereka yang kita yakini? Apa bisa keluar masuk sesukanya dan berdampingan dengan manusia? Bukanlah justru mereka patut dikasihani karena tidak berada di alam yang tepat untuk mereka? Makanan mereka tidak cocok dengan makanan kita. Mereka mungkin arwah zaman tahun 7 Masehi yang makanannya beda dan harus makan ayam geprek level 17. Kenapa mereka justru ditahan di dunia ini bukannya dibantu agar kembali ke alamnya saja?

Bab 5 adalah Ruqyah dan Indigo. Saya dulu pernah ikut semacam kajian rukiah yang pertemuannya tiap 2 minggu sekali. Hanya kajian dengan anggota mungkin 20 orang. Ada teori, ada praktiknya juga. Bab ini lebih kepada metode rukiah. Ayat-ayat yang dibacakan ketika melakukan rukiah ternyata sangat banyak, bukan hanya Ayat Kursi, al-Fatihah, dan 3 surat terakhir. Tapi, tidak semua orang bisa merukiah untuk pembersihan. Pernah dengar ketika ada orang kesurupan, terus ada yang membacakan Ayat Kursi dan ternyata entitas yang merasuki malah mengajari orang ini Ayat Kursi yang benar? Apa nggak malu banget tuh? Dalam satu video dengan Dede Inoen, penulis pernah mengatakan bahwa ayat al-Qur’an itu bukan sebatas dihafalkan saja, tapi dipahami maknanya. Itu yang baru bisa jadi senjata tak terkalahkan. Sementara kita kebanyakan, sebatas tahu kalau Al-Baqarah ayat 255 itu untuk mengusir makhluk halus. Makanya, jangan cuma banyak ibadah tapi tidak diperdalam. Karena setan juga tetap bisa mengganggu orang salat.

Secara keseluruhan, buku ini memberikan informasi dari sudut pandang Islam yang sangat banyak mengenai dunia astral dan anak indigo. Supaya kita mulai mengonsep ulang tentang cara pandang kepada anak indigo. Dan apakah mereka ini memang melihat atau hanya berhalusinasi dan butuh dibawa ke psikolog?

Oh ya, sekalian saya mau mengucapkan Selamat Iduladha 1443 H.

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال