Malam ini udaranya agak panas. Besok saya ulang tahun. Tidak ada hubungannya dua hal itu—memang—hanya informasi belaka. Sebelumnya saya pernah bahas tentang beberapa podcast yang saya sukai di NOICE, meskipun di awal-awal saya menyebutkan beberapa podcast di Spotify juga.
Kalau sekarang, saya mau bahas, secara spesifik konten—yang mana
bisa berupa podcast maupun video—bermuatan seram tapi saya bisa tidur sembari
memutarkannya. Seram tentu saja menurut parameter saya sendiri.
Disclaimer, sebenarnya tidak dianjurkan melakukan ini
sebelum tidur. Karena bisa terbawa ke alam bawah sadar dan ujung-ujungnya jadi
mimpi aneh-aneh. Saya pun tidak sekali dua kali, terbangun dan berhenti memutar
konten begituan dan segera menggantinya dengan muratal al-Qur’an karena entah
kenapa, tiba-tiba merasa kurang nyaman aja. Mungkin ada yang mendekat atau
bagaimana. Itu risikonya. Jangan dicoba kalau memang sedari awal sudah waswas.
Putar saja film apa deh yang tidak akan mengganggu tidur.
Saya bukan pemberani sih tapi saya kan tidak diperintahkan
takut kepada bangsa mereka. Ada, ya udah. Gitu aja.
Saya mulai dari Podcast Malam Kliwon. Ini sudah pernah saya
bahas di tulisan yang tadi saya sebut. Saya ngikutin banget cerita-cerita horornya
Bimo dan Danu, tidak hanya yang ada di Spotify, tapi juga di Youtube, Padepokan
Malam Kliwon.
Bagi saya, mereka ini punya teknik storytelling yang
mumpuni, punya chemistry satu sama lain yang kuat, referensi yang selevel
sehingga ketika melemparkan jokes pun bisa tektokan. Mereka tidak memasukkan efek-efek
suara seram dan tahu bahwa konten mereka sering dijadikan pengantar tidur oleh
pendengarnya.
Walaupun, saya pernah terbangun, ketika cerita mereka sedang
seram-seramnya dan saya ketakutan. Memang tidak semua cerita-cerita kiriman
Teman Kliwon masuk level seram. Kadang ada yang … hm … saya bertanya-tanya
kenapa itu dibacain. Ada yang terkesan fake. Banyak yang template, cuma beda
kota tapi kurang lebih isinya sama. Mungkin yang mengirimkan cerita juga
mengirimkan ke podcast lain sehingga ada saja yang kayaknya cerita itu familier.
Kedua, Paranormal Experience, salah satu seri di kanal
Youtube Raditya Dika. Radit mengundang tamu, bisa itu komika, Youtuber, bahkan
artis sekalipun untuk menceritakan pengalaman horor mereka. Saya suka karena
Radit adalah seorang pendengar yang baik. Dia sangat bisa menahan diri dari
tidak bertanya di tengah-tengah cerita tamunya. Kalau pun ada pertanyaan, tidak
sampai penonton terganggu. KKN Desa Penari merupakan Paranormal Experience dengan
viewers tertinggi, 14 juta. Tidak jarang juga, ada gangguan-gangguan yang
terjadi selama syutingnya. Semakin membuat suasana mencekam. Tapi bukanlah
Radit kalau dia tidak tiba-tiba melempar jokes yang renyah selama syuting.
Harap dimaklumi.
Ketiga, masih di Youtube, pilihan saya jatuh pada Kisah
Tanah Jawa. Sepertinya sampai sekarang belum ada yang bisa mengalahkan Om Hao
dalam hal penelusuran tempat-tempat mistis. Memang tidak ada penampakan, tapi
bagaimana dia menceritakan tentang tempat itu secara retrokognisi, cara
pengambilan gambarnya, lighting-nya, adalah satu paket yang sangat terkonsep
dengan baik.
Keempat, Podcast Bagi Horror. Bisa didengarkan di Spotify. Hostnya
bernama Arga kalau tidak salah. Dia membacakan cerita horor kiriman pendengar,
ada juga cerita horor yang sudah tayang di Karyakarsa. Saya paling suka cerita-cerita
karyanya Diosetta dengan Danan Universe. Cara menulisnya sudah bagus, tidak
banyak mengulang kata yang sama, dia tahu membuat plot twist yang
mencengangkan.
Kita lanjut yang kelima, Nyeritain Horor. Salah satu podcast
horor yang tidak jauh-jauh dari gunung. Cerita pendakian gunung di Jawa,
khususnya. Jujur saya penasaran kenapa, masih jarang cerita horor di gunung
daerah lainnya, atau Himalaya mungkin, padahal di sana orang yang mati saat
mendaki kan banyak. Ke mana arwah mereka kalau saya boleh tahu? Gunung memang
semacam markas besar makhluk tak kasatmata. Banyak sekali kejadian di luar
logika di sana, walaupun, kelelahan bisa saja dijadikan pemicu seorang pendaki
melihat hal-hal aneh.
Keenam, coba deh dengerin podcast Kisah Horror. Ini juga
enak buat didengerin, lingkupnya lebih beragam, ada urban legend, ada cerita
pendakian, cerita KKN, rumah kosong, bus hantu, penagih utang. Eh, yang terakhir
bukan, tapi itu seram juga.
Ketujuh, terbilang sudah punya fanbase cukup besar, RJL 5.
Cerita horor dibawakan oleh Fajar Aditya, ada juga sesi Omamat yang
menghadirkan tamu-tamu dari orang terkenal maupun bukan. Ada tamu yang kisahnya
seru tapi cara berceritanya kurang asyik. Ada yang ceritanya kurang seru tapi
yang bercerita bagus banget. Saya jujur suka yang kedua ya. Untuk yang update
ada di Youtube, sementara yang di Spotify agak sedikit belakangan.
Masih ada lagi. Kedelapan adalah Podcast Horror Night Story.
Awalnya iseng-iseng dengerin, lama-lama suka juga. Cerita-ceritanya lumayan
oke, hanya saja, entah mengapa harus ada ad-libs anchor.com di tengah-tengah
dan lumayan bikin kanget. Sama kagetnya dengan iklan Lazada di NOICE yang volumenya
kencang sekali.
Kesembilan, kanal Youtube Artocles Tambunan. Saya pindah ke
genre kriminal setelah semua konten horor saya tuliskan. Salah satu yang
menarik mata adalah thumbnail dan juga judul videonya. Kayak becandaan aja.
Kisah-kisahnya identik dengan cinta dan keluarga. Jangan harap ada bahasan soal
pembunuh berantai atau psikopat yang mencari korban secara random. Lokasi
kejadiannya ada yang di Indonesia, Asia Tenggara, sampai ke Eropa sana. Diselang-seling
supaya penggemarnya tidak bosan. Followernya 256 ribu, tidak besar, tidak kecil
juga. Artocles punya ritme bercerita yang pas buat saya tidur, tidak
berapi-api, tidak ngondek. Plus, dia bisa ngejokes dengan ekspresi yang lumayan
datar.
Sebagai penutup, yang kesepuluh saya pilih Umbra Skull. Kalau
Artocles masih ada sense of humor-nya, ini sama sekali nggak ada, cara
penyampaiannya sopan di telinga. Sampai sekarang, saya tidak tahu wajah
host-nya, misterius banget. Jujur saya kagum bagaimana mereka-mereka ini bisa
merangkaikan fakta dari berbagai sumber untuk disampaikan dengan formatnya sendiri.
Terlebih untuk kisah-kisah kriminal dari negara yang tidak berbicara menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa utama.
Saya rasa cukup sekian beberapa teman pengantar tidur yang
mungkin bagi orang lain membagongkan tapi bagi saya lebih menyenangkan ketimbang
mendengarkan suara hutan, atau burung-burung, atau hujan. Suara alam memang
sebaiknya yang langsung dari alam saja.