In the Name of God (2023); Dokumenter Sekte Sesat Korea

 



 


Sejak tayang di Netflix, cuplikan maupun review In the Name of God menjadi FYP di Tiktok saya. Sebuah seri dokumenter yang membongkar 4 sekte sesat di Korea. Tentu saja mustahil sekte dari agama saya yang tidak mengakui adanya sekte. Pokoknya beda dikit dari Islam, adalah bukan Islam. Saya rasa, itu yang membuat betapa susahnya menumbuhkan ajaran menyimpang Islam.

Di Kristen, yang seperti ini sebaliknya, gampang sekali tumbuh dan berkembang. Jumlah jemaat dan gerejanya banyak. Sekte-sekte yang dibahas di In the Name of God, bukan yang pertama kali saya tahu. Di Amerika, saya pernah tahu yang cukup terkenal, Children of God (CoG). Mereka membentuk komunitas sendiri. Tinggal bersama seperti keluarga. Si pemimpin sekte tersebut bisa berhubungan seksual dengan jemaatnya bahkan punya anak. Dan sesama jemaat juga demikian. Jadi perkara nasab nih sudah wow sekali.

Sekte yang dibahas di 3 episode pertama seri ini adalah JMS alias Jesus Morning star yang dibentuk oleh Jeong Myeong Seok (disingkat JMS juga). Saya hanya nonton yang ini, sisanya malas. Itu pun sudah saya tahan-tahan supaya nonton sampai selesai demi … KONTEN.

Sebelum menonton, saya sudah menonton beberapa pembahasan dari Youtuber yang kurang lebih bernada sama, perbuatan JMS itu menjijikkan. Saya tambahan dah: cabul, tidak tahu diri, sok iyes lo, sakit jiwa, ga ada otak, dan sebagainya.

Satu episode itu durasinya 50-an menit. Dari awal, saya sudah dihidangkan dengan kelakuan cabul kakek jahanam ini sedari di baru membentuk sekte ini sampai tahun 2022. Dan kalau di CoG, seks yang terjadi dilakukan secara consent. Atas persetujuan. Di JMS, si Kakek JMS adalah pelaku pemerkosaan terhadap jemaat-jemaat wanita, yang dia pilih berdasar tinggi badan yaitu 170 cm, bertubuh idal. Buat anggota pendek, tidak diincar sama dia.

Kenapa bisa dia melakukan itu? Kenapa bisa seorang pria lulusan SD melakukan itu?

Ini sayangnya nggak dibahas dan jangan harap kita bisa tahu langsung dari mulut si kakek ini, motif dia sebenarnya apa. Karena dia bahkan selalu menyangkal perbuatannya. Apakah target bisa memperkosa 10.000 wanita itu akan membuatnya bisa terbang atau bisa menghilang atau bisa tinggal di bulan atau gimana. Dokumenter ini hanya menampilkan wawancara dengan media yang berusaha membongkar kedok Kakek JMS, mantan pengacara Kakek JMS, dosen yang juga gedek banget sana Kakek JMS, dan tentu saja wanita-wanita korban Kakek JMS yang bikin ngilu dan bawaannya pengen ke dukun buat ngirim santet ulti ke JMS.

Saya mulai bahas nggak sesuai adegan demi adegan di series ini karena flash-forward, forward dari penurutan salah satu korban bernama Maple. Di episode ketiga, gadis 28 tahun asal Hongkong ini sempat mempertanyakan apakah dirinya korban ataukah pelaku karena dia termasuk “lingkaran” yang melindungi kelakuan bejat Kakek JMS. Tapi, saya sebut dia murni sebagai korban dengan melihat latar belakang dia ketika bergabung dengan JMS adalah kondisi psikologisnya sedang guncang. Itu nanti nonton sendiri saja.

Sekte laknat ini dimulai dari tahun 1980 di Korea—Selatan—pastinya. Anggotanya banyak berasal dari kalangan mahasiswa dari sejumlah kampus ternama, di mana mereka mengatakan kurang cocok sama ajaran Kristen yang kaku. Maunya yang sesuai sama pikiran mereka, yang liberal gitulah, yang open minded. Gayung pun bersambut. Perlahan-lahan JMS mulai menambah anggota, aktivitas mereka pun ya terlihat sekali sangat sejalan dengan semangat gejolak kawula muda. Acara seni itu adalah kesenangan mereka. Kakek JMS hadir di acara-acara seperti itu. Dia dengan entah karisma atau pesona atau susuk apalah yang dia pake, bisa dikelilingi oleh jemaat-jemaat wanita yang semampai-semampai dan muda dan berpakaian seksi. Padahal dia selalu mendoktrin jemaatnya bahwa dia adalah Tuhan dan Messiah. Maaf, karena ini bukan agama saya, saya kurang paham mengenai pemahaman Tuhan dan Messiah itu sama atau bukan. Yang pasti, kadang Kakek JSM menyebut dirinya Tuhan, kadang Messiah. Pengikutnya tidak ada satu pun yang menolak doktrinasi tersebut.    

Jangan pikir bahwa dia akan menjaga jarak dengan wanita, sebagaimana dilakukan oleh pemuka agama pada umumnya demi menghindari yang tidak-tidak. Namanya juga manusia kan bisa khilaf. Dia sangat berdekatan bahkan tanpa rasa canggung. Dengan bacotannya bahwa dia adalah representasi Tuhan, dia bisa dengan leluasa, menggrepe-grepe vagina jemaatnya untuk tujuan pemeriksaan kesehatan, katanya. Misal juga, ada anggotanya yang mengaku, dia mau ikut semacam ajang Miss Korea gitu dan minta restu Kakek JMS. Sama Kakek JMS, itu disuruh buka stoking dan digrepe vaginanya buat ngecek apakah dia sehat atau tidak.

Lagi-lagi saya tekankan, tidak semua jemaat wanita dibegitukan ya. Kalau sudah nenek-nenek, ya dia bertingkah biasa, mendoakan supaya sembuh dari penyakitnya, supaya umur panjang dan sebagainya. Sangat normal sebagaimana pendeta. Sama laki-laki dia juga nggak nggak ada keinginan grepe-grepe.

Kelakuan hina-dinanya Kakek JMS tertutupi selama bertahun-tahun karena beberapa faktor. Pertama, korbannya tidak berani bersuara. Korbannya takut untuk bicara. Ada juga yang berada di bawah pengaruh cuci otak Kakek JMS yang mengatakan bahwa mereka adalah mempelai Tuhan, sehingga mereka milik Tuhan. Tidak boleh disentuh pria lain mana pun. Saya cukup heran, saya sama sekali tidak melihat ada keterlibatan obat-obatan terlarang dalam kasus ini. Mereka tidak dalam pengaruh obat apa pun. Bener-bener Kakek JMS punya metode yang teramat misterius.

Kedua, ketika ada orang yang berniat membuka rahasia Kakek JMS, pengikutnya akan bertindak. Mulai dari mengancam sampai melukai. Belum ada yang sampai dibunuh sih. Ada yang bapaknya dipukuli sampai mukanya rusak. Maple pun ketika akan terlibat dalam pembuatan dokumenter ini, dia dibuntuti. Untungnya tidak sampai dilukai ya. Psikisnya saja sudah sangat terluka oleh Kakek JMS soalnya. Maple ini salah satu sumber yang sangat penting. Dia punya rekaman suara ketika Kakek JMS memperkosa dia entah berapa kali di suatu malam. Di saat Maple sedang demam. Itu bukti yang dia izinkan untuk dirilis pada 2022.

Ketiga, banyak pengikut JMS yang ada di lingkungan hukum, entah polisi atau jaksa. Terbukti, dengan perbuatan semenghebohkan itu, dengan adanya korban yang sampai bunuh diri, dia hanya mendapat hukuman 10 tahun penjara dari 2008–2018.

Keempat, ada big money dalam JMS. Entah uang siapa yang menyokong semua aktivitas JMS. Keterangan tentang hal ini juga tidak ada dalam dokumenternya. Dari mana asal uang JMS, siapa orang-orang besar yang ada dalam JMS. Siapa saja bekingannya. Masih sangat gelap. Semoga di season kedua ada jawabannya ya. Seri yang ini masih menyisakan banyak sekali pertanyaan soalnya.  

JMS itu bukan sekte yang hanya menjangkau area dalam Korea Selatan. Wilayah penyebarannya ada di dokumenter ini, sampai Australia pun ada, yang juga menjadi korban, yang mana dia orang Australia tidak bisa berbahasa Korea. Kakek JMS pernah melarikan diri ke Hong Kong dan bermarkas di sana. Dia selalu mencari tempat bermarkas di area yang sulit dijangkau dan terisolasi. Kalau tidak ada support dana dari sebuah pihak, mana bisa dia mendapatkan mansion mewah seperti itu?

Media mulai berusaha mengekspos kebobrokan JMS ini sekaligus membawa polisi untuk menangkap Kakek JMS. Si Kakek mengatakan kepada pengikutnya bahwa ini adalah cobaan dari Tuhan untuk mengangkatnya ke level yang lebih tinggi. Ini seperti ketika dulu Yesus mengorbankan dirinya disalib. Gelang pelacak yang dipasang di kakinya udah serupa tiang salib.

Kenapa orang nggak murka dengan penistaan macam gini ya? Saya aja emosi lho ini.

Kakek JMS pun dipenjara selama 10 tahun. Selama dalam penjara, karena tidak bisa melampiaskan hasrat, dia hanya bisa melihat video maupun foto-foto seksi kiriman jemaatnya. Selama itu dia hanya bisa puas main dengan jari sendiri.

Hubungan dengan jemaatnya tidak putus begitu saja. Pengikut setianya masih menunggu. Termasuk Maple. Betapa besar pengaruh cuci otak Kakek JMS kepada Maple ditunjukkan ketika dia melambaikan kain pel dan dilihat Kakek JMS. Maple tidak sadar, dia akan menjadi korban berikutnya begitu si kakek keluar dari penjara.

Maple adalah kunci penting untuk menjebloskan kembali Kakek JMS ke penjara. Dia datang dari Hong Kong ke Korea untuk menghadiri konferensi pers. Sempat hampir tertunda karena kondisi kesehatannya, tapi akhirnya dia bisa mengungkapkan apa yang dia alami. Dia kemudian di lain kesempatan mengungkapkan dengan rinci bagaimana ketika dia yang seorang penginjil berwajah cantik dan menarik, tampil di hadapan Kakek JMS yang baru bebas dari penjara, lalu duduk bersebelahan dengan si Kakek di mobil golf, bagaimana ketika dipanggil menghadap lalu digrepe. Di lain waktu diperkosa. Dan berulang-ulang. Dia mulai depresi dan menyilet-nyilet tangannya, mau bunuh diri, dan akhirnya keluar dari JMS. Itu klimaksnya.

Hingga saat ini, Kakek JMS tidak menikah. Tidak ada juga dalam dokumenter ini yang menunjukkan apakah Kakek JMS punya kekasih. Dia hanya memperkosa, memperkosa, memperkosa, dan memperkosa tanpa tujuan yang jelas. Dia pun—dari pengakuan para korban—tidak pernah bersikap romantis atau pake foreplay terlebih dahulu. Paling hanya mencatut nama Tuhan untuk memuluskan niatnya. Dia memang hanya ingin berbuat sesuai keinginannya. Sementara para korbannya berusaha mencintai dia sebagaimana hamba mencintai Tuhannya.

Kebebasan beragama di Korea satu sisi memang mungkin sesuai dengan kultur orang sana, tapi jadinya yang ngeri-ngeri kayak gini jadi sulit dibasmi sampai akar-akarnya. Akhirnya, korbannya sangat banyak dan miris. Inilah sisi gelap Korea yang kita pun perlu tahu.   

Previous Post Next Post

نموذج الاتصال